Daftar Isi:
  • Jumlah pelanggan PDAM Kota Malang terus meningkat sehingga PDAM Kota Malang perlu melakukan perbaikan sistem jaringan distribusi dan juga menambah jumlah kapasitas produksi. Salah satu langkah yang dilakukan PDAM Kota Malang dalam hal optimalisasi jaringan distribusi untuk menjaga kecukupan suplai air adalah dengan mengatasi kebocoran pada pendistribusian air lewat program minimalisasi NRW (Non Revenue Water). Menurut pihak PDAM Kota Malang, angka prosentase kehilangan air sebesar 18% - 20% tersebut merupakan angka optimal dalam upaya penekanan NRW. Oleh sebab itu untuk mengatasi peningkatan jumlah pelanggan maka upaya lain yang dapat dilakukan adalah peningkatan kapasitas produksi air. PDAM Kota Malang perlu membangun infrastuktur tambahan untuk melakukan peningkatan kapasitas tersebut. Hal tersebut dilakukan guna menjaga keseimbangan antara kemampuan supply dan demand pada jaringan. PDAM Kota Malang telah melakukan upaya penambahan kapasitas melalui pengelolaan dan pembangunan sumber-sumber baru. Sumber tersebut direncanakan beroperasi penuh pada tahun 2018 dan akan menambah kapasitas produksi sebesar 540 liter/detik. Terdapat pula rencana untuk menyerahkan kembali sumber Banyuning ke PDAM Kota Batu yang direncanakan akan terjadi antara tahun 2019 atau 2020. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui dampak beberapa kebijakan tersebut terhadap ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan pelanggan guna menjaga kontinyuitas antara supply dan demand pada PDAM Kota Malang dalam jangka panjang. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem dinamik untuk memodelkan sistem penyediaan air bersih di PDAM Kota Malang. Model dasar sistem dinamik yang digunakan dalam penelitian ini dibangun dengan bantuan software Powersim 10.0. Skenario pada penelitian ini dibuat dengan cara mengubah beberapa parameter yang memiliki pengaruh terhadap keseluruhan model dasar. Hal tersebut dilakukan guna menggambarkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang baik secara optimis, rata-rata sering terjadi (most likely) maupun pesimis. Seluruh skenario yang dibuat akan merangkum sistem penyediaan air bersih mulai dari tahun 2010 hingga tahun 2040 atau selama 124 kuarter. Hal ini disesuaikan dengan perencanaan strategis jangka panjang yang dibuat setiap 15 tahun sekali sehingga analisis skenario ini merangkum dua kali periode perencanaan strategis. Berdasakan hasil simulasi skenario optimis, most-likely dan pesimis, diketahui bahwa terdapat perbedaan respon ketersediaan air terhadap kebijakan pada masing-masing skenario. Pada skenario optimis kebutuhan akhir periode meningkat 3,9%. Pada skenario ini tidak terjadi kekurangan air sedangkan laba meningkat 34,7% dari kondisi existing. Pada skenario most-likely kebutuhan produksi akhir periode naik 9,5%, total periode dengan kekurangan air turun 98,87% dan laba naik 55,34% dari kondisi existing. Pada skenario pesimis kebutuhan produksi pada akhir periode meningkat 25,9%, total periode dengan kekurangan air turun 9,37 % sedangkan laba naik 74,39%. Berdasarkan skenario yang telah dianalisis maka pihak PDAM Kota Malang dapat melakukan perencanaan terkait kebijakan penyediaan air bersih kedepannya.