Hubungan Dukungan Keluarga Dan Prosedur Rujukan Terhadap Keterlambatan Rujukan Kegawatdaruratan Maternal Di Rsud Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur
Main Authors: | Yuniastutiningsih, Hesti, Dr. Diadjeng Setya Wardani,, S.Si.T., M.Ke, Dr. dr. Novida Ariani,, M. Kes., SpOG |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196406/1/Hesti%20Yuniastutiningsih.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196406/ |
Daftar Isi:
- Keterlambatan rujukan pada kasus kegawatdaruratan maternal merupakan salah satu penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Data Badan Pusat Statistik tahun 2016 melaporkan AKI di Indonesia berada pada posisi tertinggi di Asia Tenggara, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Kasus kematian ibu di Provinsi Kalimantan Tengah dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada rentang tahun 2015-2019, jumlah kasus kematian maternal dilaporkan berturut-turut sebanyak 80 kasus, 74 kasus, 54 kasus, 81 dan 82 kasus. Pelayanan kasus kegawatdaruratan di RSUD Tamiang Layang selama Tahun 2021 adalah berjumlah 276 kasus, dan 221 kasus diantaranya (80,07%) merupakan kasus rujukan. Dari total kasus rujukan kegawatdaruratan, tercatat 29 kasus yang mengalami komplikasi pada ibu maupun janin akibat keterlambatan rujukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Ruangan UGD Kebidanan RSUD Tamiang Layang, masalah yang hampir selalu timbul dalam proses rujukan di wilayah ini adalah terlambatnya pengambilan keputusan untuk dirujuk. Perundingan antar anggota keluarga (orangtua, suami, anak, atau saudara) cukup menyita waktu dalam memutuskan persetujuan dirujuk, sehingga menyebabkan keterlambatan yang mengakibatkan ibu dan atau bayi jatuh dalam kondisi yang buruk. Selain permasalahan tersebut, kasus kegawatdaruratan maternal yang gagal ditangani umumnya disebabkan karena kurang tepatnya pelaksanaan prosedur rujukan kegawatdaruratan oleh bidan atau puskesmas perujuk. Penelitian ini mencoba menggali secara bersamaan fakta aktual dan dominan yang saling berhubungan satu sama lain sebagai prediktor munculnya masalah yang ada di wilayah Kabupaten Barito Timur yaitu berupa dukungan keluarga dan prosedur rujukan oleh bidan yang diperantarai keterlambatan pengambilan keputusan persetujuan dirujuk oleh ibu maupun keluarganya. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik crosecctional, dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2022 di RSUD Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur. Sampel adalah ibu yang dirujuk ke RSUD Tamiang Layang yang memenuhi kategori kegawatdaruratan dan bidan perujuk yang sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti, masing-masing berjumlah 92 responden. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Setiap ibu yang memenuhi kategori diberikan kuesioner untuk mendapatkan data, kepada bidan perujuk dilakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan checklist oleh peneliti. Penelitian dilakukan secara langsung oleh peneliti. Analisis data dilakukan dengan uji multivariat untuk menganalisis pola hubungan sebab akibat, dengan tujuan menerangkan hubungan langsung atau tidak langsung antar variabel eksogen dan variabel endogen. Jenis analisis yang dilakukan adalah path analysis. Penelitian ini membuktikan bahwa dari 92 responden yang berpartisipasi menunjukkan 57 (61,9%) responden yang mengalami keterlambatan pengambilan keputusan di berbagai tingkatan waktu (15-30 menit, dan >30 menit). Responden terbanyak mengalami keterlambatan >30 menit (40,2%). Pada variabel keterlambatan rujukan, terdapat 8 responden (8,7%) yang mengalami keterlambatan rujukan (>120 menit). Secara statistik terdapat hubungan signifikan pada beberapa jalur, yaitu: dukungan keluarga dengan keterlambatan rujukan (p=0,007), dukungan keluarga terhadap keterlambatan pengambilan keputusan (p=0,000), prosedur rujukan dengan keterlambatan pengambilan keputusan (p=0,006), dan keterlambatan pengambilan keputusan dengan keterlambatan rujukan (p=0,029) serta dukungan keluarga dan prosedur rujukan terhadap keterlambatan rujukan melalui keterlambatan pengambilan keputusan (p=0,024). vii Sementara pada beberapa jalur lainnya, tidak didapatkan hubungan signifikan yaitu: faktor predisposisi (umur, pendidikan, pendapatan, paritas, frekuensi pemeriksaan kehamilan) terhadap keterlambatan rujukan dan prosedur rujukan terhadap keterlambatan rujukan (p=>0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah dukungan keluarga berhubungan dengan keterlambatan rujukan dan keterlambatan pengambilan keputusan, prosedur rujukan berhubungan dengan keterlambatan pengambilan keputusan namun tidak berhubungan sinifikan dengan keterlambatan rujukan. Dukungan keluarga dan prosedur rujukan jika diuji secara bersama-sama melalui keterlambatan pengambilan keputusan, ditemukan berhubungan signifikan terhadap keterlambatan rujukan. Saran bagi pemerintah daerah agar dapat membuat panduan atau checklist, yang dapat digunakan sebagai alat pemantauan kinerja rujukan, menyediakan fasilitas pendukung misalnya penyediaan bank darah, penyediaan obat-obat emergensi profilaksis untuk langkah awal stabilisasi sebelum dilakukan rujukan, dan peningkatan pengetahuan bagi tenaga kesehatan tentang prinsip dasar merujuk kegawatdaruratan. Bagi tenaga kesehatan agar dapat meningkatkan teknik prosedur rujukan, penerapan program P4K, peningkatan edukasi dan komunikasi persuasif kepada ibu hamil beserta keluarganya