Pengaruh Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.)

Main Authors: Nabilah, Hana, Dr. Anna Satyana Karyawati,, SP., MP.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196402/1/HANA%20NABILAH.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196402/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman pangan yang terpenting setelah padi dan jagung. Kandungan protein nabati, karbohidrat, dan lemak menjadikan kedelai banyak diminati oleh masyarakat. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat terhadap kedelai terus meningkat. Berdasarkan data dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (2019), konsumsi kedelai pada tahun 2019 akan mengalami peningkatan sebesar 3,24% menjadi 7,76 kg/kapita dibandingkan tahun 2018 yaitu 7,51 kg/kapita dan diprediksi akan terus meningkat pada tahun 2020 menjadi 7,87 kg/kapita serta pada tahun 2021 meningkat menjadi 7,98 kg/kapita. Namun, saat ini produksi kedelai di Indonesia masih cukup rendah. Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai adalah ketersediaan air. tanaman kedelai tergolong tanaman yang tidak tahan kekeringan maupun kelebihan air. kekurangan air dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai dapat menyebabkan penurunan jumlah polong dan hasil biji. Peningkatan produksi kedelai dengan memberikan interval penyiraman yang berbeda dapat menjadi salah satu cara untuk mengetahui ketahanan tanaman kedelai terhadap kekeringan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2021 di green house Kebun Percobaan Universitas Brawijaya di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan interval penyiraman sebagai petak utama dengan tiga taraf, yaitu penyiraman P0 = sehari sekali, P1 = tiga hari sekali, P2 = lima hari sekali, serta Varietas dan Galur sebagai anak petak dengan enam taraf, meliputi G1 = Grobogan, G2 = Anjasmoro, G3 = Argopuro, G4 = Tanggamus, G5 = Brawijaya 1, G6 = Brawijaya 2. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), umur berbunga (hst), umur muncul polong (hst), kerapatan stomata (stomata.mm2), umur panen (hst), jumlah buku subur (buku.tan-1), jumlah cabang produktif (cabang.tan-1), jumlah polong (polong.tan-1), jumlah biji (biji.tan-1), berat 100 biji (g), berat kering total tanaman (g). Data pengamatan yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F) dengan taraf 5% untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan dan dilakukan uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan interval penyiraman dengan varietas pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Pemberian air dengan interval penyiraman sehari sekali menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah biji, bobot 100 biji, dan berat kering tanaman kedelai yang lebih tinggi dibandingkan penyiraman tiga dan lima hari sekali. Interval penyiraman lima hari sekali menunjukkan umur muncul polong tanaman kedelai yang lebih cepat daripada penyiraman satu dan tiga hari sekali. Varietas Grobogan menghasilkan umur berbunga, umur muncul polong, dan umur panen yang lebih cepat daripada varietas lainnya. Sementara itu, Varietas Anjasmoro menghasilkan bobot 100 biji yang paling berat daripada varietas lainnya.