Pengaruh Penjarangan Buah Dan Pemupukan Kalium Terhadap Pertumbuhan, Hasil, Dan Kualitas Buah Melon (Cucumis Melo L.)

Main Authors: Bazaz, Haikal Akmam, Ir. Koesriharti,, MS., Deffi Armita, SP., MS., MP
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196400/1/HAIKAL%20AKMAM%20BAZAZ.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196400/
Daftar Isi:
  • Melon merupakan tanaman hortikultura yang banyak diminati karena rasanya yang manis dan juga memiliki kandungan gizi yang baik. hal tersebut menyebabkan permintaan buah melon semakin meningkat. Penjarangan buah pada tanaman melon perlu dilakukan karena tanaman melon memiliki banyak buah. Jumlah buah yang banyak akan menyebabkan buah menjadi kecil. Petani pada umumnya melakukan penjarangan buah dengan menyisakan 1 buah per tanaman. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan penjarangan yang menyisakan 2 buah per tanaman. Dalam proses budidaya, melon memerlukan unsur hara dalam jumlah yang cukup banyak. Kalium merupakan unsur yang berperan penting dalam pertumbuhan melon Unsur kalium berperan untuk merangsang translokasi gula yang akan disimpan pada buah sehingga buah akan lebih manis. Kalium juga berperan dalam pertumbuhan, perkembangan buah dan biji sehingga dengan diberikannya unsur kalium maka buah akan tumbuh secara optimal dan dapat meningkatkan produksi buah melon. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penjarangan buah dan pemupukan kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman melon. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2021-Juli 2021 di Dusun Mandala, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Yang memiliki ketinggian tempat 36 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan suhu rata-rata 28,4 0C. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tray, gembor, cangkul, cetok, meteran, tali, ajir, alfaboard, gunting, camera, dan timbangan analitik. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih melon hibrida Pertiwi, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk ZA, pupuk KCl, pupuk SP-36, tanah, fungisida, dan pestisida. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri atas 2 faktor, Faktor pertama adalah penjarangan buah dengan P1= menyisakan 1 buah per tanaman dan P2= menyisakan 2 buah per tanaman. Faktor kedua adalah pemupukan K2O dengan dosis yang digunakan K1= 0 kg K2O.ha-1, K2= 60 kg K2O.ha-1, K3= 120 kg K2O.ha-1, K4= 180 kg K2O.ha-1, dan K5= 240 kg K2O.ha-1. Semua perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan terhadap tanaman melon yaitu pengamatan nondestruktif dan panen. Variabel yang diamati adalah panjang tanaman, jumlah daun, ruas batang, umur panen, bobot buah per buah, bobot buah per tanaman, diameter buah, dan kadar gula. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam pada taraf 5% . Apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan DMRT pada taraf 5% untuk mengetahui adanya perbedaan pada setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi interaksi antara penjarangan buah dan pemberian dosis pupuk kalium pada pertumbuhan, hasil, dan kualitas buah melon. Perlakuan penjarangan pada tanaman melon dengan menyisakan 1 buah per tanaman menghasilkan bobot buah per buah dan diameter buah lebih tinggi, namun menghasilkan bobot buah per tanaman yang lebih rendah dibandingkan perlakuan ii penjarangan dengan menyisakan 2 buah per tanaman. Pemberian pupuk kalium pada tanaman melon dengan dosis 60kg K2O.ha-1 (K2) menghasilkan buah melon pada ruas batang ke 10 dengan kadar gula paling tinggi. Pemberian pupuk kalium dengan dosis yang berbeda menyebabkan perbedaan posisi ruas batang untuk pembentukan buah, yaitu terbentuk pada ruas batang ke 7 sampai ke 10