Struktur Komunitas Semut Pada Perkebunan Kopi Di Hutan Pendidikan Ub: Hubungan Dengan Hama Dan Penyakit Tanaman Kopi
Main Authors: | Muhammad, Faiz Nashiruddin, Akhmad Rizali,, SP., MSi., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Bambang Tri Rahardjo,, SU. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196387/1/FAIZ%20NASHIRUDDIN%20MUHAMMAD.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196387/ |
Daftar Isi:
- Semut adalah serangga yang sangat penting di agroekosistem. Peranannya yang beragam dari yang menguntungkan seperti agen pengendali hayati, polinator, pembentuk tanah hingga merugikan seperti vektor patogen dan pemakan embun madu tropobion sangat menentukan keberlangsungan agroekosistem. Salah satu komoditas pertanian yang diuntungkan dengan keberadaan semut adalah kopi. Budidaya kopi tidak terlepas dari serangan hama dan penyakit. Hama yang umumnya menyerang tanaman kopi adalah penggerek buah kopi Hypothenemus hampei, kutu hijau Coccus viridis, kutu dompolan Planococcus citri, dan penggerek ranting Xylosandrus compactus. Sedangkan penyakit yang banyak menyerang tanaman kopi adalah karat daun yang disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix. Penelitian tentang hubungan semut dengan hama dan penyakit tanaman kopi sudah pernah dilakukan terutama di daerah Amerika Selatan. Azteca spp. sebagai semut dominan yang dapat berinteraksi positif maupun negatif terhadap hama dan penyakit pada tanaman kopi. Dalam hal pengendalian hama dan penyakit, keanekaragaman dan identitas spesies semut dapat memberikan dampak yang berbeda. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa semakin tinggi keanekaragaman akan semakin menekan hama dan penyakit. Namun, beberapa penelitian juga membuktikan bahwa keberadaan suatu spesies dalam suatu komunitas lebih memberikan dampak terhadap hama dan penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman, struktur komunitas semut, dan interaksi antara semut, hama, dan penyakit pada tanaman kopi. Penelitian dilakukan dari Desember 2020 hingga Maret 2021 dengan rincian penelitian pendahuluan dilakukan mulai Desember 2020 hingga Februari 2021 dan penelitian utama dilakukan mulai Novembe 2021 hingga Maret 2021. Seluruh kegiatan penelitian dilaksanakan di area Hutan Pendidikan UB. Pada penelitian pendahuluan, pengambilan sampel semut di tiga plot perkebunan kopi Hutan Pendidikan UB dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman semut dengan metode visual, fogging, dan pitfall. Pada penelitian utama, pengambilan sampel semut juga dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman dan struktur komunitas semut. Pengamatan keanekaragaman dan mosaik semut dilakukan dengan metode visual, perangkap umpan tuna dan perangkap umpan hidup. Untuk mengetahui struktur komunitas semut juga dilakukan pengamatan sarang semut setiap pohon. Pengamatan dengan metode visual dan perangkap umpan tuna dilakukan sebanyak tiga kali, sedangkan metode perangkap umpan hidup hanya dilakukan sekali selama penelitian. Setelah itu, dilakukan pengamatan intensitas hama dan penyakit dengan interval minimal dua minggu. Pengamatan intensitas karat daun, penggerek ranting, dan PBKo dilakukan dengan mengamati empat cabang sampel per pohon. Jumlah daun bergejala karat daun dibagi total daun lalu dikalikan 100%. Intensitas penggerek ranting diamati dengan membagi jumlah ranting bergejala dengan total ranting lalu dikalikan 100%. Intensitas serangan PBKo juga dihitung dengan membagi antara buah kopi terserang dengan total buah kopi lalu dibagi 100%. Spesies hemiptera tropobion juga diamati viii per pohon. Pengamatan intensitas serangan hama dan penyakit serta kehadiran tropobion dilakukan sebanyak tiga kali. Keanekaragaman semut pada tahun, lahan, dan metode yang berbeda dianalisis dengan membandingkan jumlah spesies dan kemiripan komposisinya . Analisis kemiripan komposisi spesies dilakukan dengan analisis Anosim (Analysis of Similarity). Pola struktur komunitas semut serta hemiptera tropobion dianalisis koeksistensinya dengan analisis Co-occurence berdasarkan index C-score. Pengaruh semut dominan dan hemiptera tropobion terhadap intensitas karat daun, penggerek ranting, dan PBKo dianalisis dengan analisis GLM (Generalized Linear Model). Selain itu, perbedaan intensitas serangan hama dan penyakit di setiap lahan dianalisis dengan analisis ragam (Anova). Jika ditemukan hasil yang signifikan maka dilanjutkan uji BNT dengan taraf 5%. Analisis dilakukan dengan perangkat lunak Rstatistic dengan tambahan package vegan, agricolae, dan EcoSimR. Total spesies yang didapatkan selama penelitian berjumlah 33 spesies dengan rincian 23 spesies di periode pertama dan 21 spesies di periode kedua. Komposisi spesies pada periode dan lahan yang berbeda menunjukkan adanya kemiripan. Komposisi spesies semut lebih dipengaruhi oleh metode yang dilakukan. Pada analisis pola mosaik semut, ditemukan lima spesies semut dominan berdasarkan kriteria-kriteria yang ada yaitu D. thoracicus, Camponotus sp.3, Crematogaster sp.1, T. albipes, dan Tetraponera sp.1. Berdasarkan hasil analisis co-occurence ditemukan bahwa mayoritas semut dalam subkomunitas bersegregasi. Dari 18 subkomunitas, sembilan diantaranya terjadi segregasi, empat agregasi, dan sisanya berpola acak. Pada analisis hubungan antara semut dan hemiptera tropobion dengan hama penyakit kopi. Kehadiran semut D. thoracicus dapat mengurangi intensitas serangan penggerek ranting. Kehadiran C. viridis dapat menambah intensitas serangan karat daun dan penggerek ranting. Sedangkan kehadiran Flatidae spp. dan Aphidae spp. dapat menambah intensitas serangan penggerek ranting dan PBKo