Pendugaan Daya Gabung Beberapa Karakter Hasil Dan Komponen Hasil Pada Persilangan Dialel Penuh Sepuluh Galur Melon (Cucumis Melo L.)

Main Authors: Handayan, Diah Rusita, Prof. Ir. Sumeru Ashari, M., Agr. Sc. Ph. D, Dr. Affifudin Latif Adiredjo,, SP. M. Sc
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196365/1/Diah%20Rusita%20Handayani.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196365/
Daftar Isi:
  • Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura dari famili Cucurbitaceae yang dimanfaatkan buahnya. Buah melon digemari oleh masyarakat karena memiliki rasa yang manis, segar dan kaya nutrisi. Karenanya, melon dikenal sebagai buah yang menyehatkan banyak mengandung vitamin, protein, karbohidrat dan gizi yang cukup beragam. Tanaman buah melon juga merupakan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, sehingga berpotensi untuk terus dikembangkan. Namun produksi melon di Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Permintaan buah melon yang memiliki kualitas baik akan semakin bertambah, peningkatan permintaan ini dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup dari masyarakat yang mulai sadar dan memperhatikan pemenuhan gizi. Meningkatnya nilai produksi pada buah melon berdampak terhadap ketersediaan benih sebagai bahan tanam. Persilangan dialel memungkinkan untuk memilih tetua dan membentuk varietas hibrida yang dapat digunakan oleh petani, karena keseragaman pertanaman dan daya hasil dengan pendekatan Griffing metode 1 menyajikan teknik persilangan yang dapat digunakan untuk membentuk varietas hibrida dan menilai materi genetik tetua yang digunakan. Persilangan dialel merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam pemuliaan tanaman, karena dapat memberikan informasi mengenai kemampuan daya gabung umum dan daya gabung khusus, heterosis serta mengenai interaksi gen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui daya gabung umum dan daya gabung khusus terbaik serta heterosis pada persilangan tanaman melon. Penelitian dilakukan dua tahap yaitu tahapan pembentukan populasi atau persilangan pada bulan Maret sampai Juni 2021 dan dilanjutkan dengan penelitian utama pada Juli sampai Oktober 2021 di Greenhouse Universitas Brawijaya kelurahan Donowarih, kecamatan Karangploso, kabupaten Malang. Lokasi penelitian ini berada pada ketinggian ± 720 mdpl dengan suhu rata rata 27oC. Bahan tanam yang digunakan yaitu sepuluh galur melon (ACD211303, ACD211254, ACD221362, ACD231380, ACD231265, ACL211390, ACL211402, ACL221402, ACL221451 dan ACL231312). Rancangan yang digunakan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok 3 ulangan dengan total plot berjumlah 300 dan 600 individu tanaman. Pengamatan dilakukan secara kuantitatif. Pengamatan pada karakter kuantitatif adalah panjang tanaman, diameter batang, panjang dan lebar daun, umur mulai berbunga, umur panen, berat per buah, diameter buah, panjang buah, ketebalan daging buah, kemanisan buah dan berat 100 biji. Analisis data menggunakan analisis ragam dan pendugaan daya gabung umum dan khusus serta analisis nilai heterosis menggunakan software TNAUSTAT. Hasil penelitian diperoleh tetua 1 merupakan tetua dengan daya gabung umum yang baik untuk karakter panjang daun, diameter batang dan panjang tanaman. Karakter panjang daun, lebar daun, umur berbunga dan lebar buah ditunjukkan oleh tetua 2. Tetua 3 merupakan tetua dengan DGU yang baik untuk karakter panjang daun, diameter buah, berat buah, panjang buah dan juga berat 100 biji. Tetua 4 merupakan tetua dengan DGU yang baik untuk karakter panjang daun dan umur panen, tetua 6 untuk karakter panjang tanaman. Serta penggabung iv umum yang baik untuk karakter diameter batang dan ketebalan daging buah ditunjukkan oleh tetua 9, tetua 10 merupakan tetua dengan DGU baik untuk karakter kemanisan daging buah. Tetua dengan DGU yang baik dapat dijadikan tetua donor dalam perakitan varietas hibrida. Persilangan 1x3, 1x4, 1x5, 2x4, 2x5, 2x6, 2x7, 2x8, 2x9, 2x10, 3x4, 3x8, 3x9, 3x10, 4x8, 4x9, 5x6, 5x7, 5x10, 6x2, 8x4, 9x3, 9x10 dan 10x2 merupakan hibrida dan resiprok dengan daya gabung khusus yang baik untuk karakter pertumbuhan, sedangkan persilangan 1x3, 1x4, 1x5, 1x6, 2x3, 2x4, 2x5, 2x8, 2x9, 2x10, 3x5, 3x7, 3x9, 4x5, 4x6, 4x8, 5x7, 5x8, 6x3, 6x4, 6x10, 7x8, 7x10, 8x5, 9x3, 9x6, 9x10 dan 10x6 merupakan hibrida dengan daya gabung khusus baik untuk karakter hasil. Persilangan 3x7, 1x3, 3x9, 5x7, 2x4, 6x8, 7x8, 1x4, 5x8, 1x5, 1x6, 2x5, 2x7, 2x9, 4x8, 2x3, 2x8, 2x9, 2x10, 3x5, 3x7, 4x5, 4x6, 6x3, 6x4, 6x10, 7x8, 7x10, 8x5, 9x3, 9x6, 9x10 dan 10x6 menghasilkan nilai DGK, heterosis dan heterobeltiosis tertinggi. Beberapa kombinasi persilangan dari tetua-tetua tersebut menunjukkan nilai keunggulan dan layak dipertimbangkan lebih lanjut sebagai calon varietas hibrida dengan mempertimbangkan karakter hasil