Keragaan Beberapa Galur Jagung Ketan (Zea Mays L. Var. Ceratina Kulesh) Pada Selfing Kedua (S2)

Main Authors: Cantika, Devira, Prof. Ir. Arifin Noor Sugiharto,, Msc., PhD.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196360/1/Devira%20Cantika.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196360/
Daftar Isi:
  • Jagung ketan merupakan salah satu jenis tanaman pangan semusim yang mengandung karbohidrat yang tinggi. Menurut Balai penelitian Tanaman Serealia (2022), produksi jagung ketan termasuk rendah dibandingkan dengan jagung jenis lain. Produktivitas dari jagung ketan lokal berkisar antara 2 – 2,5 ton ha-1. Permintaan akan jagung ketan untuk industri pakan terus meningkat, sehingga diperlukan peningkatan produksi jagung ketan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk meningkatkan produksi jagung dapat menggunakan varietas unggul. Pembentukan varietas unggul memerlukan galur yang memiliki karakter unggul sebagai tetua. Dalam penentuan tetua yang berpotensi dilakukan proses penilaian penampilan fisik yang diekspresikan oleh suatu tanaman melalui karakter yang dimunculkan yang disebut keragaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan karakter kualitatif dan kuantitatif, untuk menduga nilai heritabilitas arti luas dan koefisien keragaman genetik, dan untuk mendapatkan tetua potensial diantara galur jagung ketan Selfing kedua (S2). Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Areng-areng, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur pada September - Desember 2021. Penelitian ini menggunakan bahan tanam berupa koleksi benih jagung ketan dari CV. Blue Akari yaitu galur S2 hasil persilangan (jagung ketan x jagung ungu manis). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu galur sejumlah 13 perlakuan, setiap perlakuan terdapat 39 satuan percobaan. Variabel pengamatan tanaman yang diamati terbagi menjadi 2 yaitu, karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Karakter kualitatif meliputi, bentuk ujung daun pertama, warna anther, warna glume, warna silk, warna permukaan biji, antosianin janggel, susunan baris biji, dan bentuk tongkol. Karakter kuantitatif meliputi tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, umur anthesis, umur silking, bobot tongkol dengan kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, jumlah baris, panjang tongkol tanpa kelobot, bobot biji, dan bobot 100 butir. Analisis terhadap data kuantitatif menggunakan analisis ragam, apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dari analisis ragam, maka dilakukan uji lanjut dengan Beda Nyata Jujur (BNJ). Selain itu, juga dilakukan analisis Koefisien Keragaman Genetik (KKG), Koefisien Keragaman Fenotip (KKF) dan pendugaan nilai heritabilitas arti luas. Analisis data kualitatif menggunakan metode skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman dari keragaan karakter kualitatif maupun kuantitatif pada jagung ketan. Hasil analisis karakter kualitatif berdasarkan metode skoring antar galur memiliki skor 2 hingga 4. Analisa karakter kuantitatif berdasarkan analisis ragam terdapat beberapa karakter yang berbeda nyata yaitu tinggi tanaman, bobot tongkol dengan kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, jumlah baris, umur silking, umur anthesis, dan tinggi letak tongkol. Berdasarkan analisa KKG antar karakter memiliki keragaman yang tergolong rendah yang berkisar antara 0,48 – 10,88%, sedangkan nilai KKF yang diperoleh tergolong rendah hingga agak rendah berkisar antara 0,53 – 35,33%. Hasil analisa koefisien keragaman dalam galur memiliki keragaman yang tergolong ii rendah hingga yang tinggi berkisar antara 0,51 – 28,28% pada semua karakter kuantitatif yang diamati. Heritabilitas yang diperoleh tergolong rendah hingga tinggi yang berkisar antara 0,058 – 97,79%. Nilai heritabilitas kriteria sedang terdapat pada karakter tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, bobot tongkol dengan kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, dan jumlah baris. Sedangkan karakter yang memiliki nilai heritabilitas dengan kriteria tinggi yaitu umur silking (89,23%) dan umur anthesis (97,79%). Galur yang memiliki potensi untuk dijadikan tetua unggul yaitu JP-D3, JP-D7, JP-D8, JP-D10, JP-D11, JP-D12 dan JP-D13 karena memiliki keunggulan dan keseragaman pada karakter kualitatif dan karakte kuantitatif.