Pengaruh Komposisi Lanskap Terhadap Keanekaragaman Dan Kelimpahan Semut (Hymenoptera: Formicidae) Pada Pertanaman Padi

Main Authors: Arifin, -, Dr. Akhmad Rizali,, SP., M.Si., Dr. Silvi Ikawati,, SP., MP., M.Sc
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196339/1/Arifin.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196339/
Daftar Isi:
  • Keanekaragaman dan kelimpahan semut berhubungan langsung dengan kondisi dan keadaan lingkungan disekitarnya. Peranan semut di alam dapat memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan termasuk pada tanaman padi, seperti berperan sebagai predator, dekomposer, dan juga dapat berperan sebagai polinator. Semut mudah ditemui pada berbagai ekosistem darat, seperti ekosistem sawah. Pengelolaan lahan dan kompleksitas lanskap pertanian dapat mempengaruhi tingkat keanekaragaman dan kelimpahan serangga, tumbuhan dan mikroorganisme yang beraktivitas didalamnya melalui mekanisme siklus ekologi atau pengaturan aliran energi, air, dan keberadaan musuh alami termasuk semut. Kompleksitas lanskap juga dapat mempengaruhi tingkat spesies di lanskap tersebut. Produksi padi di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh aktivitas hama dan juga faktor lingkungan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kerakteristik karakteristik lanskap lokasi penelitian, mempelajari keanenkaragaman dan kelimpahan semut di lokasi penelitian pertanaman padi, mempelajari pengaruh cara budidaya dan kondisi habitat serta komposisi lanskap terhadap keanekaragaman dan kelimpahan semut pada pertanaman padi Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2022 hingga bulan Maret 2022 pada 14 lahan yang berlokasi di tujuh kabupaten tersebar di tiga provinsi. Metode pelaksanaan yang dilakukan yang pertama yaitu pemetaan karakteristik lanskap dengan cara menggunakan peta satelit sebagai peta dasar, kemudian dilakukan deliniasi tipe penggunaan lahan yang berada pada lanskap dengan radius 500 meter dari lahan penelitian. Sesudah itu melakukan georeferencing dan digitasi menggunakan perangkat lunak QGIS. Proses perhitungan matrik pada raster dan lapisan vektor menggunakan perangkat lunak LecoS (Landscape Ecology Statistic). Penentuan lokasi penelitian berdasarkan hasil survei dan masing-masing lahan penelitian mempunyai satu plot pengamatan seluas 10m 2 . Didalam plot pengamatan terdapat empat perangakap pitfall yang dipasang selama 1x24 jam. Semut yang terperangkap akan dimasukan kedalam kantong plastik yang berisi alkohol 70% dan kemudian diidentifikasi menggunakan mikroskop USB yang didukung literatur untuk proses pengelompokan semut sampai tingkat morfospesies dan kemudian pengambilan data habitat dan data pendukung. Kerakteristik lanskap lokasi penelitian memiliki perbedaan tipe penggunaan lahan yang beragam, diantaranya didominasi oleh perkebunan, pertanian, hutan, dan pemukiman. Lanskap L01 dan L02 yang berada di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat didominasi oleh perkebunan, sedangkan L03 (Purwerejo, Jawa Tengah), L07 (Sidoarjo, Jawa Timur), L08 (Sidoarjo, Jawa Timur), L09 (Ponorogo, Jawa Timur), L11 (Mojokerto, Jawa Timur), L13 (Gresik, Jawa Timur) didominasi oleh lahan pertanian, serta untuk L10 (Ponorogo, Jawa Timur) didominasi oleh pemukiman warga. Berdasarkan hasil dari proses identifikasi diperoleh keanekaragaman dan kelimpahan semut dari 14 lokasi penelitian sebanyak 546 individu yang terdiri dari 8 morfospesies. Kelimpahan semut paling banyak ditemukan pada L06 yang berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak vi 116 individu dan 2 morfospesies. Disusul oleh L05 yang juga berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan total individu sebanyak 68 dan 2 morfospesies. Kelimpahan semut paling sedikit ditemukan pada L08 yang berlokasi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dengan total 14 individu dan 3 morfospesies, kemudian disusul oleh L01 yang berlokasi di Kabupate Pasaman Barat, Sumatera Barat dengan total 15 individu dan 2 morfospesies. Hasil dari analisis ragam menunjukkan bahwa pemupukan dan pengaplikasian pestisida sintetik tidak berpengaruh terhadap keanekaragaman dan kelimpahan semut, dan berdasarkan analisis regresi menunjukan bahwa suhu dan kelembapan tidak berkorelasi terhadap keanekaragaman dan kelimpahan semut. Berdasarkan hasil analisis regresi komposisi lanskap lokasi penelitian menunjukan bahwa CA perkebunan berkorelasi terhadap keanekaragaman semut, namun tidak berkorelasi terhadap kelimpahan semut. NumP dan CA hutan, NumP perkebunan, NumP dan CA pertanian non padi, serta NumP dan CA lahan tanaman padi menunjukan tidak berkorelasi terhadap keanakaragaman dan kelimpahan semut