Pengaruh Kitosan sebagai Biokoagulan untuk Daur Ulang Air Buangan Tambak Udang (Studi Kasus: Tambak Sumber Lancar Landangan, Situbondo, Jawa Timur)

Main Authors: Putrianti, Nabila Puspa, Prof. Dr. Ir. Bambang Suharto,, MS, Fajri Anugroho, STP, M.Agr, Ph.D
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196170/1/Nabila%20Puspa%20Putrianti.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196170/
Daftar Isi:
  • Tambak Udang Sumber Lancar Desa Landangan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur menjadi lokasi studi penelitian yang belum ada penelitihan terdahulu dan pengolahan limbah yang belum maksimal. Kebutuhan makhluk hidup terbesar tentang air umumnya adalah air bersih. Pengadaan air bersih dari daur ulang air buangan tambak udang menguntungkan dalam meminimalkan besarnya biaya air bersih yang dikeluarkan dan memanfaatkan limbah yang terbuang. Kualitas air disesuaikan dengan peraturan baku mutu air buangan tambak udang dan air bersih yang diizinkan. Selain limbah cair, terdapat limbah padat yaitu kulit udang yang diolah menjadi kitosan. Kitosan merupakan koagulan yang efektif dalam mengurangi pencemaran lingkungan untuk penjernihan air. Kitosan telah diuji dalam proses koagulasi-flokulasi dengan metode jar test sebagai bahan koagulan alami. Penelitian diharapkan dapat diaplikasikan di lokasi tambak udang lain yang kurang tepat dalam mengelolah limbahnya dan dapat memaksimalkan kebutuhan air bersih. Metode penelitian dilakukan dengan eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan studi literatur. Rancangan yang dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial dalam mempelajari pengaruh perlakuan perbedaan dosis koagulan dengan sejumlah ulangan dengan perolehan data beberapa parameter yang diukur yaitu pH, kekeruhan, nitrat, TSS, BOD, suhu, dan TDS. Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan uji One Way Anova dengan tingkat ketelitian 0,05. Hasil penelitian pada uji mutu kitosan menunjukkan bahwa kadar air sebesar 8,25%, berwarna krem muda, kadar abu sebesar 18,21%, dan derajat deasetilasi sebesar 72,670%. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penambahan dosis kitosan limbah kulit udang menunjukkan hasil dosis terbaik pada D1 (50 mg/L) dengan parameter pH, kekeruhan, TSS, dan BOD. Parameter nitrat memiliki hasil dosis terbaik pada dosis D4 (200 mg/L). Parameter suhu tidak menentukan salah satu perlakuan yang paling terbaik karena masih dalam interval standar baku mutu. Sedangkan seluruh perlakuan parameter TDS belum menunjukkan pengaruhnya dalam penurunan nilai.