Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang Rawat Inap Dewasa RSUD Kota Malang
Main Authors: | Suliyaningsih, -, Dr. Yati Sri Hayati, S.Kep, M.Kes, Prof. Dr. Titin Andri W,, S.Kp, M.Kes |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196133/1/Suliyaningsih.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196133/ |
Daftar Isi:
- Stroke adalah gangguan pada sistem vaskularisasi yang muncul secara mendadak akibat dari tersumbat atau pecahnya pembuluh darah dalam otak. Hal tersebut menyebabkan sel-sel otak mengalami kekurangan kadar oksigen yang berujung pada masalah pada system neurologi. Gejala yang sering muncul yaitu kehilangan kesadaran, kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, sulit bicara atau pelo, sakit kepala, dan kehilangan keseimbangan (Sholihany dkk,. 2021). Penderita post stroke seringkali mengalami gejala sisa salah satunya ialah hemiplegia dan atau hemiparase. Hal tersebut berdampak pada penurunan kekuatan otot yang mengakibatkan penurunan rentang gerak (Hinkle & Cheever, 2014 dalam Leniwia dkk, 2019). Penurunan rentang gerak yang terjadi pada penderita stroke dapat menurunkan kemampuan dalam mobilisasi, sehingga memunculkan diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik (Sholihany dkk., 2021). Desain penelitian adalah studi kasus pada Ny. S yang mengalami stroke non hemoragik. Waktu penelitian yaitu bulan November 2021 selama tiga hari perawatan. Hasil pengkajian diperoleh bahwa pasien mengeluh tidak bisa menggerakkan badan sebelah kanan dan merasa lemah, kekuatan otot ekstremitas kanan 2,2 dan kiri 5,5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari pasien mengatakan tubuh bagian kanannya masih terasa lemah, pasien terlihat mampu duduk dengan bantuan keluarga, kekuatan otot kanan 3,2 dan kiri 5,5. Oleh karena itu, disarankan untuk perawatan selanjutnya perawat tetap memberikan latihan ROM pasif dan aktif secara rutin serta edukasi terkait ROM pasif dan aktif kepada keluarga agar mampu memberikan latihan tersebut saat pasien sudah keluar dari rumah sakit.