Evaluasi Penerapan Pre-Requisite dan Perancangan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) Proses Produksi Pangan Olahan Untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) Produk X di PT Menara Ultra Indonesia, Subang

Main Authors: Imani, Azizah Nur, Erni Sofia Murtini,, STP., MP., Ph.D., Jihan Dhiar Winanti,, STP.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196069/1/Azizah%20Nur%20Imani.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196069/
Daftar Isi:
  • Pemenuhan pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga hak asasi setiap manusia. Agar menjamin pangan yang tersedia dimasyarakat aman untuk dikonsumsi, penyelenggaraan keamanan pangan sangat diperlukan. PT. Menara Ultra Indonesia merupakan salah satu perusahaan swasta nasional bidang pangan yang telah menerapkan sistem GMP dan SSOP sebagai pre-requisite program serta HACCP pada proses produksi produk PT Menara Ultra Indonesia. Saat ini PT Menara Ultra Indonesia bekerja sama dengan pihak ketiga mengembangkan produk X yang merupakan minuman bubuk yang diformulasikan khusus untuk memenuhi nutrisi penderita penyakit ginjal kronik pradialisis. Produk X termasuk produk kategori Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) sebagaimana yang tercantum pada Perka BPOM No. 1 Tahun 2018. Salah satu persyaratan untuk memproduksi PKMK berdasarkan peraturan tersebut adalah harus menerapkan GMP dan HACCP. Produk X pada PT Menara Ultra Indonesia sendiri belum memiliki HACCP karena merupakan produk baru. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan GMP dan SSOP perusahaan sebagai pre-requisite dan memberikan usulan rancangan HACCP pada produk X. Evaluasi terhadap penerapan GMP didasarkan pada Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practices). Sedangkan untuk evaluasi penerapan SSOP didasarkan pada 8 persyaratan sanitasi berdasarkan FDA (1995) dan NSHATE (1999). Tahapan perancangan HACCP dalam penelitian ini yaitu penyusunan tim HACCP, deskripsi produk, identifikasi penggunaan produk, penyusunan diagram alir, verifikasi diagram alir, analisis bahaya, penetapan CCP, penentuan batas kritis pada CCP, penetapan monitoring, penetapan tindakan koreksi, penetapan prosedur verifikasi dan penyimpanan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisa terhadap penerapan GMP, PT Menara Ultra Indonesia termasuk kategori penerapan GMP level III. Sebanyak 19 temuan teridentifikasi yang terdiri dari 13 temuan mayor, 3 temuan minor, dan 3 temuan kritikal. SSOP PT Menara Ultra Indonesia telah terpenuhi sebesar 86,92% dimana dari presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa SSOP telah diterapkan dengan baik. Tindak lanjut terhadap ketidak sesuaian terhadap aspek GMP dan SSOP yaitu berupa rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya perbaikan untuk memenuhi persyaratan serta meningkatkan efektivitas penerapan standar GMP dan SSOP. Dalam perancangan HACCP produk X terdapat dua proses yang memiliki tingkat signifikasi potensi bahaya yang tinggi yaitu proses penerimaan bahan baku dan proses scanning pada metal detector. Potensi bahaya yang terdapat pada proses penerimaan bahan baku meliputi bahaya biologis (Enterobacteriaceae, S. aureus, Salmonella sp dan kapang) dan bahaya kimia (logam berat seperti As,Pb, Hg, dan Cd). Sedangkan potensi bahaya yang terdapat pada proses scanning metal detector adalah bahaya fisik yaitu keberadaan logam pada produk akhir. Kedua proses tersebut ditetapkan sebagai CCP setelah dilakukan analisa lanjut menggunakan diagram pohon keputusan.