Mutu Organoleptik Snack Bar dengan Formulasi Ubi Jalar, Kacang Tanah, dan Tempe Sebagai Makanan Tambahan Pemulihan Balita Gizi Buruk
Main Authors: | Amalia, Rida Ayu, Olivia Anggraeny, S.Gz, M.Biomed, Anggun Rindang Cempaka, S.Gz., MS, RD |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196055/1/Rida%20Ayu%20Amalia.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/196055/ |
Daftar Isi:
- Gizi buruk merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terbilang masih cukup tinggi pada balita. Gizi buruk jika tidak segera diatasi dapat mengarah pada infeksi kronis, gangguan pertumbuhan fisik, dan kecerdasan yang menurun, dan kematian dini pada balita. Intervensi yang dapat dilakukan untuk balita gizi buruk adalah dengan pemberian makanan tambahan pemulihan, akan tetapi kepatuhan konsumsi makanan tambahan pemulihan masih rendah. Kepatuhan konsumsi makanan tambahan pemulihan yang masih rendah dapat disebabkan kurangnya pemahaman orang tua terhadap pentingnya pemberian makanan tambahan, kurang sukanya balita terhadap rasa, dan banyaknya porsi yang harus dimakan. Snack bar dengan formulasi ubi jalar, kacang tanah, dan tempe dapat menjadi alternatif makanan tambahan pemulihan balita gizi buruk karena padat gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan mutu organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur) dan mengetahui formulasi dengan kualitas organoleptik terbaik. Penelitian ini menggunakan metode true experimental dengan 3 kelompok formulasi snack bar dengan ubi jalar oranye: kacang tanah: tempe yaitu P1 = 50:30:20, P2 = 20:35:45, dan P3 = 35:50:15. Metode yang digunakan adalah uji hedonik untuk menilai tingkat kesukaan panelis terhadap rasa, warna, aroma, dan tekstur dari snack bar. Panelis yang digunakan pada organoleptik adalah panelis agak terlatih berjumlah 25 orang. Data penilaian mutu organoleptik dianalisis dengan Uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata (p>0,05) pada mutu organoleptik dan untuk perlakuan terbaik adalah pada formulasi P1.