Pengaruh Pemberian Kombinasi Probiotik Dan Tepung Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi) Sebagai Acidifier Terhadap Kecernaan, Energi Metabolis Dan Kualitas Telur Ayam Petelur
Main Authors: | Putri, Bintang Amalia Pangestu, Dr. Ir. Osfar Sjofjan,, M.Sc, IPU, Dr. Ir. Irfan H. Djunaidi,, M.Sc, IPM |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195930/1/Bintang%20Amalia%20Pangestu%20Putri.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195930/ |
Daftar Isi:
- Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi kesehatan dengan meningkatkan mikroorganisme pencernaan inangnya, sedangkan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) mengandung asam organik tinggi sehingga belimbing wuluh dapat dijadikan sebagai acidifier untuk feed additive pada pakan ternak. Penambahan probiotik dan belimbing wuluh sebagai acidifier diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pakan serta kualitas telur pada ayam petelur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) terhadap kecernaan , energi metabolis dan kualitas telur pada ayam petelur. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama penelitian tentang pengaruh terhadap tingkat kecernaan dan energi metabolis dengan menggunakan ternak pengganti yaitu ayam pedaging sebagi materi percobaan. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap dari 4 perlakuan dan 5 ulangan dan pada tiap ulangan berisi 2 ekor ayam pedaging jantan umur 35 hari (fase finisher). Perlakuan terdiri dari P0(-) = pakan kontrol, P1 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,25%, P2 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,50%, P3 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,75%. Variabel yang diukur pada penelitian ini meliputi kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan protein kasar (KcPK), energi metabolis (AME) dan energi metabolis terkoreksi nitrogen (AMEn). Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil dari penelitian ini adalah pemberian penambahan kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05) pada KcBK, KcPK, AME, dan AMEn, namun jika dilihat secara numerik penambahan kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh pada pemberian presentase 0,75% memberikan hasil terbaik. Penelitian tahap kedua dilakukan untuk meneliti kualitas telur pada ayam petelur meliputi volume putih dan kuning telur, warna kuning telur, kolesterol kuning telur , tebal kerabang dan warna kerabang telur pada ayam petelur. Metode yang digunakan adalah metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap dari 4 perlakuan dan 6 ulangan dan pada tiap ulangan berisi 10 ekor ayam petelur. Ayam petelur yang digunakan merupakan ayam petelur strain Lohman Brown umur 22 minggu. Perlakuan terdiri dari P0(-) = pakan kontrol, P1 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,25%, P2 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,50%, P3 = probiotik 0,8% + tepung belimbing wuluh 0,75%. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah kualitas telur meliputi kualitas internal (volume putih dan kuning telur, warna kuning telur dan kolesterol kuning telur) dan eksternal telur (tebal dan warna kerabang telur). Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil dari penelitian menunjukkan pemberian penambahan kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P< 0,01) terhadap volume putih dan kuning telur, warna kuning telur, kolesterol kuning telur dan tebal kerabang telur serta memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap warna kerabang telur. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi probiotik dan tepung belimbing wuluh dapat digunakan sebagai alternatif antibiotik pada pakan.