Rancang Bangun External Defibrillator Dual Mode (Bifasik dan Monofasik) dengan Sistem Pengaturaan Energi Menggunakan Metode Switching Transformer

Main Authors: Nurrohman, Muhammad Yogi, Ir. Zainul Abidin, S.T., M.T., M.Eng., Ph.D., Dr. Ir. Ponco Siwindarto, M.Eng.Sc.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195739/1/Muhammad%20Yogi%20Nurrohman.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195739/
Daftar Isi:
  • Fibrilasi merupakan gangguan pada jantung yang terjadi ketika jantung berdetak terlalu cepat sehingga frekuensinya tidak dapat dihitung. Hal ini disebabkan oleh impuls listrik yang cepat dan tidak teratur. Salah satu cara untuk mengatasi fibrilasi adalah memberikan defibrilasi pada penderitanya dengan menggunakan defibrilator. Berdasarkan proses pemberian energinya defibrilator dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Pada defibrilator eksternal pemberian energi dengan cara menempelkan elektroda defibrilator pada dada penderita. Oleh karena itu, sebuah defibrilator eksternal bifasik dan monofasik dirancang dengan fitur dapat diatur penyaluran energinya. Pemilihan mode bifasik dan monofasik dirancang menggunakan relay 4 channel yang dikontrol oleh Arduino Due. Pemilihan mode tersebut menggunakan topologi H-Bridge karena dapat digunakan untuk mengubah polaritas saat proses discharge energi. Sistem pengaturan energi diperlukan untuk meminimalisasi efek berupa fibrilasi yang lebih parah serta kulit terbakar akibat energi yang terlalu besar. Rentang energi yang dapat diterima oleh tubuh manusia yaitu 400-450J. Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut dibutuhkan sistem pengkonversi tegangan tinggi. Tegangan DC 12V dikonversi menjadi 2000V dengan metode switching transformer. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu tegangan keluaran yang dihasilkan adalah 200- 2000V. Sistem pengaturan energi dilakukan dengan cara mengubah persentase duty cyle sinyal PWM pada gate IGBT. Perubahan duty cycle dapat mempengaruhi arus yang dilewatkan pada transformer sehingga tegangan keluaran berubah berbanding lurus dengan perubahan arus. Proses switching yang dirancang menggunakan frekuensi tinggi sehingga diperlukan inti ferit pada transformer untuk meningkatkan efisiensinya. Output pada transformer juga dilengkapi rectifier full bridge karena proses charge kapasitor membutuhkan arus searah (DC).