Pengaruh Penambahan Daun Leilem (Clerodendrum Minahassae L) Dan Biji Alpukat (Persea Americana Mill) Dalam Bentuk Tepung Dan Nano Sebagai Aditif Pakan Terhadap Mikroflora Usus Halus Ayam Pedaging

Main Author: Tri Utami, Wahyu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195729/1/WAHYU%20TRI%20UTAMI.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195729/
Daftar Isi:
  • Daun leilem merupakan salah satu tanaman endemik Sulawesi Utara yang mudah ditemui di pekarangan rumah. Daun leilem memiliki potensi sebagai suplemen makanan, menyediakan nutrisi penting yang cukup meningkatkan imun tubuh pengkonsumsinya, dan juga berpotensial sebagai antioksidan alami. Daun leilem juga mempunyai manfaat sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Daun leilem mengandung Vitamin C, Vitamin E, kalsium. Daun leilem mengandung senyawa aktif yang berfungsi sebagai anti bakteri yaitu steroid, flavonoid, terpenoid dan fenol. Daun leilem dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli karena flavonoid yang terdapat di dalamnya dapat merusak membran sel bakteri. Alpukat merupakan buah yang tumbuh subur di Indonesia dan banyak masyarakat yang menyukai buah alpukat. Buah alpukat memiliki banyak manfaat seperti menjadi bahan kosmetik, pencegahan stroke, bahan pangan tambahan, dan sumber antioksidan. Selain buah dan daunnya, biji alpukat juga dapat dimanfaatkan menjadi obat. Namun, saat ini biji alpukat kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Biji alpukat memiliki tanin yang digunakan sebagai antioksidan alam. Biji alpukat juga mengandung Vitamin A, C dan E. Selain mempunyai kandungan vitamin, biji alpukat juga mengandung beberapa unsur mineral seperti kalsium dan magnesium. Dengan kandungan yang dimiliki daun leilem dan biji alpukat menjadikan kedua bahan tersebut menjadi fitobiotik atau pengganti antibiotik untuk ternak agar tidak menimbulkan residu. Pemberian DLBA memberikan manfaat sebagai antioksidan dan antimikroba yang dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen di dalam saluran pencernaan sehingga dapat memperbaiki mikroflora usus halus. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 14 Agustus – 20 November 2021, dimulai dari pembuatan DLBA bentuk tepung dan nano yang dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, untuk penghitungan mikroflora dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan daun leilem (Clerodendrum minahassae L) dan biji alpukat (Persea Americana Mill) dalam bentuk tepung dan nano terhadap mikroflora usus halus ayam pedaging. Manfaat penelitian ini sebagai bahan informasi dan kajian ilmiah pengaruh penggunaan daun leilem (Clerodendrum minahassae L) dan biji alpukat (Persea Americana Mill) dalam bentuk tepung dan nano terhadap mikroflora usus halus ayam pedaging. Materi penelitian ini menggunakan 265 Day Old Chick (DOC) broiler strain New Lohman (MB 202 Platinum) yang di produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia. Pakan yang digunakan adalah pakan jadi dari PT. Japfa Comfeed Indonesia. Fase starter menggunakan BR 1 Comfeed berbentuk crumble dan fase finisher menggunakan PB 1 Palma. Metode yang digunakan percobaan pakan secara in vivo menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang dengan 2 faktor perlakuan. Faktor 1 adalah bentuk tepung kombinasi (DLBA) daun leilem dan biji alpukat (B1) dan nano partikel kombinasi (DLBA) daun leilem dan biji alpukat. Faktor 2 adalah level penambahan aditif dalam pakan yang terdiri dari 0% (L0), 0,4% (L1), 0,8% (L2), dan 1,2% (L3). Setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan dimana masing-masing ulangan terdiri dari 8 ekor ayam pedaging. Variabel yang diamati berupa mikroflora usus ayam pedaging yaitu jumlah Bakteri Asam Laktat (BAL), jumlah Escherichia coli dan jumlah Salmonella sp. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daun leilem dan biji alpukat dengan bentuk yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) pada Escherichia coli dan Salmonella sp, namun memberikan hasil yang tidak nyata (P>0,05) terhadap BAL. Perlakuan level penambahan tersarang pada bentuk daun leilem dan biji alpukat yang berbeda memberikan hasil berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap BAL dan Escherichia coli, namun memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) pada Salmonella sp. Jumlah koloni BAL dengan penambahan level bentuk tepung menghasilkan hasil terbaik pada penambahan 0% (8,800,78), dan pada bentuk nano hasil terbaik pada penambahan 0,8% (9,310,19). Penambahan dengan level bentuk tepung pada Escherichia coli menghasilkan hasil terbaik pada penambahan 0% (5,160,02) dan pada bentuk nano hasil terbaik pada penambahan 0% (4,730,01). Sementara untuk Salmonella sp dengan level penambahan bentuk tepung hasil terbaik dihasilkan pada penambahan 0% (3,930,08) dan pada bentuk nano menghasilkan hasil terbaik pada level 0,8% (3,680,22). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan daun leilem dan biji alpukat dalam bentuk nano memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan bentuk tepung. Secara keseluruhan level penambahan yang daun leilem dan biji alpukat dalam bentuk nano level 0,8% memberikan hasil yang terbaik ditinjau dari jumlah BAL, Escherichia coli dan Salmonella sp usus halus ayam pedaging.