Model Sebaran Aerial Partikulat Hasil Pembakaran Batubara dan Karakteristiknya

Main Authors: Perangin, Hendri Prananta, Prof. Dr. Ir. Soemarno,, MS.,, Amin Setyo Leksono,, M.Si., Ph.D.,, Dr. Bagyo Yanuwiadi, -
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195504/1/Hendri%20Prananta%20Perangin.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195504/
Daftar Isi:
  • Batubara merupakan bahan bakar organik yang berasal dari batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa berbagai macam tanaman purba dan menjadi padat karena tertekan oleh lapisan yang di atasnya. Pembatubaraan (coalification) terjadi oleh faktor dari tekanan suhu yang tinggi dan berlangsung dalam interval waktu yang sangat lama. Perbedaan sifat batubara disebabkan oleh perbedaan sumber matrial pembentuk (jenis tumbuhan purbanya), keadaan serta kondisi serta derajat perubahan dalam macam, jumlah dan distribusi pengotor (impuritiesnya). Batubara yang berasal dari tambang seringkali belum memenuhi persyaratan yang sesuai dengan keinginan konsumen (pengguna) atau oleh industri yang membutuhkannya. Masalah terkait batubara yaitu kecenderungan bahwa batubara sangat sulit memenuhi syarat pemanfaatan energi bersih pada PLTU yang sesuai kriteria yang ramah lingkungan. Adanya batubara dalam pengolahan yang dilakukan PLTU selain memiliki sisi positif, juga dinilai mempunyai sisi negatifnya. Berbagai macam masalah yang dikedepankan dari penggunaan batubara dalam pemanfaatan yang dilakukan PLTU adalah limbah berupa abu terbang yang relatif besar bila dibandingkan dengan limbah energi posil lainnya. Untuk mencapai hasil produksi yang optimal, PLTU memiliki kendala berupa partikulat berupa abu terbang dan kurangnya penanganan atau alternatif alat yang digunakan untuk menghindari dampak pencemaran lingkungan.Oleh karena itu, pencucian merupakan bagian dari rangkaian proses pengadaan batubara bersih yang sesuai dengan keinginan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik batubara dari tambang yang digunakan oleh PLTU berdasarkan ketentuan kualitas/standar agar tidak mencemari lingkungan, mengkaji hasil analisa proksimat batubara dan hasil pencucian yang dijadikan sebagai bahan dibelending, serta menganalisa pengaruh pembakaran batubara dan konsentrasi partikulat fly ash pembakaran batubara di PLTU dan dampak yang ditimbulkan pada lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey eksploratif (exploratory research) dan menggunakan analisis kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan metode Standard Operational Procedur SEM (Scanning Electron Miscroscope), XRD (X-Ray Diffraction), dan XRF (X-Ray Fluorescence), serta menghasilkan peta sebaran sekitar PLTU. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat bagi stakeholder baik dalam dunia kelistrikan, industri, akademisi maupaun para peraktisi tambang batubara sehingga dapat memberikan informasi sifat dan karakteristik dan sebaran fly ash dari pembakaran batubara yang digunakan sehingga bisa didesain alat pembakaran sesuai dengan karakteristik batubara tersebut dan mempermudah preparasi batubara pada pemanfaatannya sehingga meminimalisir dampak pencemaran terhadap lingkungan.Berdasarkan perhitungan dan observasi yang telah dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisa proksimat, SEM (Scanning Electron Miscroscope), XRD (X-Ray Diffraction), dan XRF (X-Ray Fluorescence) bahwa batubara yang digunakan sebagai bahan bakar pada PLTU tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada pemanfaatan batubara di PLTU ini. Pada dasarnya ada sekitar 16 atau lebih parameter penentu kualitas batubara namun dalam pemanfaatannya, tidak semua parameter harus dipenuhi, tetapi sesuai dengan pemanfaatannya dan telah memenuhi persyaratan kualitas batubara untuk industry PLTU. Pada hasil analisis menggunakan XRD terlihat bahwa terdapat kandungan Alumina, Cacium Titanium Iron Oxide, Hedenbergite, Quartz dan Magnetite. Pada hasil analisa XRF diperoleh komposisi fly ash yang berasal dari Silo dan dari disposal area. Berdasrkan hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan preparasi (pencucian batubara) dapat menurunkan kadar abu secara signifikan, dimana kadar abu batubara umpan berdasarkan uji endap apung pada ukuran -70 + 50 mm adalah 7,91% dan pada ukuran -50 + 32 mm adalah 5,73% serta pada ukuran -32 + 2,3 adalah 6,73% serta hasil perhitungan konsentrasi partikulat fly ash batubara di sekitar PLTU yang keluar bersama gas buang tidak melampaui ambang batas yang dipersyaratkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Tahun 2014.