Regangan Ligamentum Sakrouterina Saat Inpartu Meningkatkan Kejadian Prolap Uteri Pasca Persalinan Melalui Jalur Integrin
Main Authors: | Rahajeng, -, Prof. Dr. dr. Sanarto Santoso,, DTM&H., SpMK.(K)., dr. Hidayat Sujuti,, M.Sc., Ph.D., SpM., Dr. dr. Tatit Nurseta,, SpOG.(K).Onk. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195501/1/Rahajeng.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195501/ |
Daftar Isi:
- Pendahuluan. Patomekanisme terjadinya prolap organ panggul sampai saat ini belum jelas. Kejadian prolap organ panggul dihubungkan dengan kelainan genetik pada elastin. Prolap organ panggul juga berhubungan dengan penurunan elastin dan TIMP 1 serta peningkatan MMP-9, MMP-2. Persalinan adalah merupakan faktor resiko utama terjadinya prolap organ panggul. Saat inpartu, ligamentum sakrouterina teregang yang mengakibatkan prolaps uteri pasca persalinan. Regangan mekanik pada jaringan penyangga dasar panggul saat persalinan menyebabkan regangan pada matriks estraseluler jaringan penyangga dasar panggul. Regangan pada matriks ekstraseluler ini akan dirasakan oleh integrin. Sinyal dari integrin ini akan diteruskan untuk memicu sinyal dengan mengaktifkan IkB dan MAPK yang akhirnya akan meningkatkan aktifitas faktor transkripsi NFkB. Akibatnya terjadi peningkatan MMP-9 dan MMP 2, penurunan TIMP dan ini akan meningkatkan degradasi elastin. Keadaan penurunan elastin ini berpengaruh terhadap kejadian prolap uteri. Sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa terjadi perubahan molekuler pada prolap uteri paska salin dengan serangkaian dugaan seperti tersebut diatas. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa inpartu meningkatkan kejadian prolap uteri pasca persalinan melalui jalur integrinα2 (dengan penurunan ekspresi IkB-β, peningkatan aktifitas p38α, peningkatan ekspresi nuklear p50 NFkB, peningkatan MMP-9, peningkatan MMP-2, penurunan TIMP-1 dan penurunan elastin) pada ligamentum sakrouterina Metode. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan sampel secara consecutive sampling dari biopsi ligamentum sakrouterina ibu hamil aterm yang menjalani operasi seksio sesarea karena persalinan macet pada kala 1dan kala 2 persalinan. Sebagai kontrol diambil sampel biopsi ligamentum sakrouterina dari ibu hamil aterm yang belum masuk fase persalinan yang menjalani operasi seksio sesarea elektif. Metode pada penelitian ini adalah cross sectional. Sampel ligamentum sakrouterina dilakukan beberapa perlakuan. Dilakukan pemeriksaan immunohistokimia untuk melihat ekspresi integrinα2, ekspresi IkB-β, aktifitas p38α. Ekspresi nuklear p50 NFkB diamati dengan pemeriksaan mikroskop confocal. Pemeriksaan ekspresi MMP-9, MMP-2, TIMP-1 dan elastin juga dengan imunohistokimia. Hasil. Terjadi peningkatan ekspresi integrin∝2, ekspresi IkB-β, aktifitas p38 , ekspresi nuklear p50NFkB, ekspresi MMP-9, ekspresi MMP-2 pada ligamentum sakrouterina pasca persalinan, terjadi penurunan ekspresi , TIMP-1, elastin pada ligamentum sakrouterina pasca persalinan. Dibuktikan pula bahwa terdapat hubungan antara penurunan elastin ligamentum sakrouterina dengan kejadian prolap uteri pasca persalinan. Persalinan meningkatkan kejadian prolap uteri pasca persalinan melalui jalur integrin∝2 (dengan peningkatan ekspresi IkB-β, peningkatan aktifitas p38 , peningkatan ekspresi nuclear p50NFkB, peningkatan ekspresi MMP-9, peningkatan ekspresi MMP-2, penurunan ekspresi TIMP-1 dan penurunan ekspresi elastin) pada ligamentum sakrouterina.