Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jahe Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kalium Dan Tingkat Naungan

Main Authors: Rohmah, Syaidana, Nur Azizah, SP., MP,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195465/1/-%20Syaidana%20Rohmah%20%282%29%20%20%20OK.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195465/
Daftar Isi:
  • Jahe (Zingiber officinale L var rubrum) merupakan komoditas tanaman obat yang memiliki permintaan pasar cukup tinggi. Harga komoditas jahe merah lebih mahal dibandingkan dengan jahe gajah dan jahe emprit yang mencapai Rp. 40.000,00 kg-1 hingga Rp. 75.000,00 kg-1 (Zulfan, et al., 2019). Saat ini pengembangan budidaya jahe merah masih kurang optimal, karena banyak dibudidayakan di lahan marginal seperti lahan kering. Menurut Inoriah et al. (2002), jahe merah tumbuh baik pada kondisi ternaungi antara 25% hingga 50%. Jahe yang tumbuh ternaungi, hanya dapat tumbuh ideal dengan tingkat pemupukan K yang tinggi (Ravindran dan Babu 2005). Hal ini karena peran kalium yang sangat penting dalam transportasi air dan unsur hara lain. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mempelajari pengaruh dosis pupuk K pada berbagai tingkat naungan dan mendapatkan dosis pupuk K yang optimal pada tingkat naungan yang berbeda untuk pertumbuhan dan hasil jahe merah. Hipotesis dalam penelitian ini ialah jahe merah yang tumbuh pada berbagai tingkat naungan memiliki kebutuhan dan dosis pupuk K yang berbeda untuk memberikan pertumbuhan dan hasil yang optimal. Semakin tinggi tingkat naungan, dosis pupuk K yang dibutuhkan untuk meningkatkan hasil dan pertumbuhan tanaman jahe merah juga semakin tinggi. Penelitian dilakukan pada awal musim hujan dan berakhir pada awal musim kemarau yaitu mulai bulan Desember 2019 – Juni 2020 di kawasan Agro Techno Park Jatikerto Universitas Brawijaya, Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan percobaan Faktorial yang menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan tingkat naungan sebagai petak utama yang terdiri dari : (S0% : Tanpa Naungan); (S25% : Naungan 25%); (S50% : Naungan 50%); (S75% : Naungan 75%) dan dosis pupuk K sebagai anak petak yang terdiri dari : (K100 : 100 kg.ha-1 K2O); (K200 : 200 kg.ha-1 K2O); (K300 : 300 kg.ha-1 K2O); (K400 : 400 kg.ha-1 K2O). Variabel pengamatan pertumbuhan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, luas daun, Indeks Luas Daun dan kandungan klorofil daun. Variabel hasil meliputi diameter rimpang, panjang rimpang, jumlah ruas rimpang, bobot segar rimpang per tanaman, bobot rimpang per hektar. Data dianalisis menggunakan analisis ragam pada tingkat kesalahan 5%, dan apabila terdapat pengaruh nyata, akan dilanjutkan dengan BNT 5%. Selain itu dilakukan analisis regresi yang bertujuan mencari dosis pupuk K optimal untuk pertumbuhan dan hasil tanaman jahe pada setiap tingkat naungan. v Hasil penelitian menunjukkan tinggi tanaman dan luas daun jahe merah lebih tinggi pada tingkat naungan 50-75% dengan dosis pupuk K 200-400 kg.ha-1 dibandingkan dengan tanpa naungan dan naungan 25% pada berbagai dosis K. Pemberian naungan pada jahe merah dengan berbagai dosis K mampu meningkatkan hasil rimpang 8-26% dibandingkan dengan tanpa naungan. Semakin tinggi tingkat naungan hingga 75%, dosis K yang dibutuhkan semakin tinggi. Pada tingkat naungan lebih tinggi (50-75%) dengan dosis 300 kg.ha-1 menghasilkan bobot rimpang lebih tinggi (12 ton.ha-1) dibandingkan dengan tanpa naungan atau naungan rendah (25%). Berdasarkan hasil analisis regresi, pertumbuhan dan hasil jahe merah pada tingkat naungan yang berbeda maka kebutuhan dosis optimal K juga berbeda. Dosis optimal K pada tingkat naungan rendah (25%) lebih rendah dibandingkan dengan tanpa naungan dan naungan sedang (50%) hingga tinggi (75%). Dosis optimal jahe merah tanpa naungan 321 kg.ha-1 dan pada naungan rendah (25%), dosis optimal pupuk K 274 kg.ha-1 dengan potensi hasil yang sama yaitu 9 ton.ha-1. Sedangkan pada tingkat naungan sedang (50%) hingga tinggi (75%) dosis optimal pupuk K 300-400 kg.ha-1 dengan potensi hasil maksimal mencapai 12 ton.ha-