Uji Efektivitas Antijamur Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L.), Daun Kirinyuh (Chromolaena Odorata), Dan Kombinasinya Terhadap Penyakit Bercak Coklat (Alternaria Solani) Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum Asculatum)
Main Authors: | Indriani, Rizki, Dr. Ir. Mintarto Martosudiro,, MS., Fery Abdul Choliq,, SP., MP., MSc. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195448/1/-%20Rizki%20Indriani%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195448/ |
ctrlnum |
195448 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195448/</relation><title>Uji Efektivitas Antijamur Ekstrak Daun Kemangi
(Ocimum Basilicum L.), Daun Kirinyuh (Chromolaena
Odorata), Dan Kombinasinya Terhadap Penyakit
Bercak Coklat (Alternaria Solani) Pada Tanaman
Tomat (Lycopersicum Asculatum)</title><creator>Indriani, Rizki</creator><creator>Dr. Ir. Mintarto Martosudiro,, MS.</creator><creator>Fery Abdul Choliq,, SP., MP., MSc.</creator><subject>632.6 Animal pests</subject><description>Tomat merupakan salah satu komoditas pertanian yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. Salah satu faktor penghambat budidaya adalah penyakit
tumbuhan. Menurut Semangun (1989) menyatakan bahwa penyakit bercak coklat
disebabkan oleh Alternaria solani Sor. merupakan penyakit penting di Indonesia.
Intensitas serangan penyakit bercak coklat dapat menurunkan hasil buah tomat
sebesar 5 – 78% (Kemmit, 2002). Pengendalian penyakit bercak coklat masih
menggunakan pestisida sintetik yang dianggap dapat mengendalikan penyakit
secara cepat dan praktis, namun pengendalian ini dapat menimbulkan dampak
negatif pada lingkungan. Alternatif pengendalian untuk mengurangi penggunaan
pestisida sintetik dengan menggunakan pestisida nabati. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa perlakuan tunggal ekstrak daun kemangi dan daun kirinyuh
dapat menghambat pertumbuhan A. solani secara in vitro dengan nilai efektivitas
diatas 50%, tetapi gagal menekan pertumbuhan bercak pada pengujian in vivo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun kemangi, daun
kirinyuh, dan kombinasinya terhadap penyakit bercak coklat pada tanaman tomat.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6
perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu Kontrol,
penambahan ekstrak daun kemangi, daun kirinyuh, daun kemangi : daun kirinyuh
(1 : 1), daun kemangi : daun kirinyuh (1 : 2), dan daun kemangi : daun kirinyuh
(2 : 1) pada konsentrasi 50.000 ppm. Pengujian in vitro dilakukan dengan
menggunakan metode Food Poison Technique, parameter pengamatan untuk uji
ini yaitu diameter koloni dan berat kering miselium. Sedangkan pengujian in vivo
dengan merendam buah tomat pada perlakuan ekstrak yang kemudian diinfeksi
jamur A. solani, parameter pengamatannya yaitu diameter gejala, perkecambahan
konidia, dan berat volume jaringan nekrosis. Data hasil pengamatan dianalisis
dengan analisis ragam (ANOVA), jika berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji
lanjut BNT pada taraf kesalahan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak mampu
menekan pertumbuhan jamur Altenaria solani secara nyata dibandingkan dengan
perlakuan kontrol. Pada uji in vitro perlakuan ekstrak daun kirinyuh tunggal
memiliki daya hambat tertinggi sebesar 82,41%, dengan nilai berat kering 0,2 g.
Uji in vivo ekstrak daun kirinyuh tunggal menunjukkan rerata diameter terendah
yaitu sebesar 1,49 cm, presentase perkecambahan 20,21%, dan presentase berat
volume jaringan nekrosis 5,14%. Namun, jika dibandingkan antar perlakuan
ekstrak tunggal dan kombinasi tidak berbeda nyata sehingga ekstrak tunggal
mampu menghambat pertumbuhan jamur A. solani dengan nilai penghambatan
yang cukup tinggi dibandingkan dengan ekstrak kombinasi. Hasil uji fitokimia
didapatkan bahwa ekstrak daun kemangi dan daun kirinyuh mengandung senyawa
metabolit sekunder yaitu alkaloid, saponin, dan tanin</description><date>2021-01-04</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195448/1/-%20Rizki%20Indriani%20%282%29.pdf</identifier><identifier> Indriani, Rizki and Dr. Ir. Mintarto Martosudiro,, MS. and Fery Abdul Choliq,, SP., MP., MSc. (2021) Uji Efektivitas Antijamur Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L.), Daun Kirinyuh (Chromolaena Odorata), Dan Kombinasinya Terhadap Penyakit Bercak Coklat (Alternaria Solani) Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum Asculatum). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>0521040303</relation><identifier>0521040303</identifier><recordID>195448</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Indriani, Rizki Dr. Ir. Mintarto Martosudiro,, MS. Fery Abdul Choliq,, SP., MP., MSc. |
title |
Uji Efektivitas Antijamur Ekstrak Daun Kemangi
(Ocimum Basilicum L.), Daun Kirinyuh (Chromolaena
Odorata), Dan Kombinasinya Terhadap Penyakit
Bercak Coklat (Alternaria Solani) Pada Tanaman
Tomat (Lycopersicum Asculatum) |
publishDate |
2021 |
isbn |
9780521040303 |
topic |
632.6 Animal pests |
url |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195448/1/-%20Rizki%20Indriani%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195448/ |
contents |
Tomat merupakan salah satu komoditas pertanian yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. Salah satu faktor penghambat budidaya adalah penyakit
tumbuhan. Menurut Semangun (1989) menyatakan bahwa penyakit bercak coklat
disebabkan oleh Alternaria solani Sor. merupakan penyakit penting di Indonesia.
Intensitas serangan penyakit bercak coklat dapat menurunkan hasil buah tomat
sebesar 5 – 78% (Kemmit, 2002). Pengendalian penyakit bercak coklat masih
menggunakan pestisida sintetik yang dianggap dapat mengendalikan penyakit
secara cepat dan praktis, namun pengendalian ini dapat menimbulkan dampak
negatif pada lingkungan. Alternatif pengendalian untuk mengurangi penggunaan
pestisida sintetik dengan menggunakan pestisida nabati. Penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa perlakuan tunggal ekstrak daun kemangi dan daun kirinyuh
dapat menghambat pertumbuhan A. solani secara in vitro dengan nilai efektivitas
diatas 50%, tetapi gagal menekan pertumbuhan bercak pada pengujian in vivo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun kemangi, daun
kirinyuh, dan kombinasinya terhadap penyakit bercak coklat pada tanaman tomat.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6
perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu Kontrol,
penambahan ekstrak daun kemangi, daun kirinyuh, daun kemangi : daun kirinyuh
(1 : 1), daun kemangi : daun kirinyuh (1 : 2), dan daun kemangi : daun kirinyuh
(2 : 1) pada konsentrasi 50.000 ppm. Pengujian in vitro dilakukan dengan
menggunakan metode Food Poison Technique, parameter pengamatan untuk uji
ini yaitu diameter koloni dan berat kering miselium. Sedangkan pengujian in vivo
dengan merendam buah tomat pada perlakuan ekstrak yang kemudian diinfeksi
jamur A. solani, parameter pengamatannya yaitu diameter gejala, perkecambahan
konidia, dan berat volume jaringan nekrosis. Data hasil pengamatan dianalisis
dengan analisis ragam (ANOVA), jika berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji
lanjut BNT pada taraf kesalahan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak mampu
menekan pertumbuhan jamur Altenaria solani secara nyata dibandingkan dengan
perlakuan kontrol. Pada uji in vitro perlakuan ekstrak daun kirinyuh tunggal
memiliki daya hambat tertinggi sebesar 82,41%, dengan nilai berat kering 0,2 g.
Uji in vivo ekstrak daun kirinyuh tunggal menunjukkan rerata diameter terendah
yaitu sebesar 1,49 cm, presentase perkecambahan 20,21%, dan presentase berat
volume jaringan nekrosis 5,14%. Namun, jika dibandingkan antar perlakuan
ekstrak tunggal dan kombinasi tidak berbeda nyata sehingga ekstrak tunggal
mampu menghambat pertumbuhan jamur A. solani dengan nilai penghambatan
yang cukup tinggi dibandingkan dengan ekstrak kombinasi. Hasil uji fitokimia
didapatkan bahwa ekstrak daun kemangi dan daun kirinyuh mengandung senyawa
metabolit sekunder yaitu alkaloid, saponin, dan tanin |
id |
IOS4666.195448 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2022-12-06T07:27:40Z |
last_indexed |
2022-12-06T07:27:40Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751456437627781120 |
score |
17.538404 |