Konsorsium Rizobakteri Indigenous Ub Forest Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Bakteri Pada Tanaman Jahe
Main Authors: | Rosiyah, Naziha Diyanatur, Luqman Qurata Aini,, SP., M.Si., Ph.D, Restu Rizkyta Kusuma,, SP., MP., M.Sc |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195432/1/-%20NAZIHA%20DIYANATUR%20ROSIYAH%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195432/ |
Daftar Isi:
- Penyakit layu bakteri yang diakibatkan oleh patogen Ralstonia solanacearum merupakan kendala yang sering terjadi pada budidaya tanaman jahe. Pengendalian alternatif yang ramah lingkungan yakni melalui pengendalian secara biologi, berupa pemanfaatan bakteri antagonis yang diisolasi dari rhizosfer perakaran pertanaman jahe di UB Forest kemudian dilakukan pengujian dalam bentuk isolat tunggal maupun konsorsium dalam menginduksi ketahanan tanaman jahe terhadap serangan patogen R. solanacearum. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan konsorsium isolat rizobakteri indigenous yang efektif dalam menekan pertumbuhan patogen R. solanacearum dan mengendalikan penyakit layu bakteri pada tanaman jahe. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2019 hingga April 2020 di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Rumah Kawat Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Isolat bakteri antagonis yang digunakan berasal dari hasil penelitian Ilmi (2019) yang terdiri dari Pantoea sp. R1.2, Pantoea sp. R.2 dan Clostridium sp. R2.8. Penelitian dimulai dengan uji penggoresan silang antar isolat bakteri antagonis yang bertujuan untuk mengetahui sifat kompabilititasnya. Tahap selanjutnya, pengujian sifat antagonis isolat bakteri tunggal maupun konsorsium terhadap R. solanacearum secara in vitro dilakukan dengan metode pengkabutan. Pengujian pengendalian penyakit layu bakteri dilapang dilakukan dengan menginokulasikan patogen dan perlakuan bakteri antagonis di rhizosfer tanaman jahe. Variabel pengamatan meliputi persentase kejadian penyakit, efektivitas mikroba antagonis, dan pertumbuhan tanaman jahe. Rancangan yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 9 perlakuan dan 3 ulangan, dengan jumlah 10 tanaman per unit perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga isolat yang digunakan tidak menunjukkan sifat saling antagonis, sehingga kompatibel untuk dilakukan konsorsium. Konsorsium isolat Pantoea sp. R1.2 + Pantoea sp. R.2 + Clostridium sp. R2.8 merupakan perlakuan kombinasi isolat konsorsium terbaik dalam menekan patogen R. solanacearum secara invitro karena menghasilkan rerata diameter zona hambat 5,14 cm lebih tinggi dibandingkan perlakuan bakterisida, isolat tunggal dan konsorsium lain. Perlakuan konsorsium ketiga bakteri tersebut mampu menekan kejadian penyakit layu bakteri sebesar 47,37% pada 4 MSI (Minggu Setelah Inokulasi). Kejadian penyakit layu bakteri pada perlakuan konsorsium tersebut lebih rendah secara nyata dibandingkan dengan perlakuan kontrol aquades, namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan isolat lainnya. Perlakuan isolat konsorsium Pantoea sp. R1.2 + Pantoea sp. R.2 + Clostridium sp. R2.8 memiliki kemampuan yang sama baiknya dengan perlakuan bakterisida streptomisin sulfat 20% dalam meningkatkan pertumbuhan rerata tinggi tanaman jahe