Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Rawai Dasar Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kabupaten Lamongan Jawa Timur
Main Authors: | Noventi, Adita Dwi, Dr. Ir. Tri Djoko Lelono, Msi, Muhammad Arif Rahman, S.Pi, M.AppSc |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195415/1/Adita%20Dwi%20Noventi.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195415/ |
Daftar Isi:
- Ketersediaan sumberdaya ikan setiap tahun terus mengalami penurunan, hal ini karena sumberdaya ikan yang ada dilaut bersifat terbuka (open access). Artinya siapapun bisa melakukan kegiatan ikan atau memanfaatkan sumberdaya ikan yang ada dengan mengambil ikan sebanyak-banyaknya. Sehingga orang akan melakukan dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan ikan tanpa peduli akan kerusakan lingkungan ataupun penurunan sumberdaya ikan yang ada. Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, namun mempunyai batas dalam pemanfaatannya. Apabila tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan tanpa ada batas atau melebihi tingkat pemanfaatan, maka akan mengakibatkan kerusakan lingkungan dan mengancam kelestarian. Salah satu penyebab terjadinya kerusakan lingkungan yaitu dengan penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Rumusan masalah yang menjadi acuan penelitian ini yaitu masih adanya hasil tangkapan yang bukan merupakan target tangkapan dan rawai dasar yang masih belum banyak diketahui bagaimana tingkat keramahan lingkungannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan, dan untuk mengetahui tingkat keramahan lingkungan alat tangkap rawai dasar di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan dengan mengacu pada 9 kriteria sesuai Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis survei. Metode ini dilaksanakan dengan cara melakukan kegiatan pengamatan langsung dengan tujuan mendapatkan keterangan langsung dari nelayan dan petugas enumerator PPN Brondong Lamongan sebagai pelaku lapang. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Metode analisis dengan bantuan menggunakan software Microsoft Excel yang berguna untuk perhitungan analisis komposisi, proporsi, dan tingkat pemanfaatan hasil tangkapan serta analisis tingkat keramahan lingkungan dengan pembobotan berdasarkan kriteria Code of Conduct for Responsible Fisheries. Alat tangkap rawai dasar di Brondong Lamongan yang dikenal dengan sebutan pancing merawai. Kontruksinya meliputi tali utama (main line), tali cabang ( branch line) yang ujungnya diberi mata pancing, pelampung dan pemberat. Alat tangkap ini dioperasikan menggunakan umpan ikan pelagis kecil seperti ikan juwi, ikan kembung, dll. Dalam pengoperasiannya dibagi menjadi 4 tahap, yaitu: persiapan, setting (pemasangan jaring), drifting (menunggu), dan hauling ( penarikan alat tangkap). Komposisi Hasil tangkapan alat tangkap rawai dasar selama penelitian di dominansi Ikan remang (Congresox talabon) yaitu 57% (16007 Kg) , kemudian diikuti ikan manyung (Netuma thalassina) sebesar 18 % (5200 Kg), Alu-alu (Sphytaena barracuda) sebesar 9% (2455 Kg). Selain itu pari kembang (Dasyatis spp) (1440 Kg) dan kakap merah (Lutjanus malabaricus) (1390Kg) sebesar 5%, kerapu lumpur (Epinephelus tauvina) sebesar 4%(1180 Kg) dan yang paling sedikit adalah Hiu Martil (Sphyrna lewini) sebesar 2% (440 Kg). Proporsi hasil tangkapan yaitu tangkapan utama sebesar 26232 Kg (93%), sedangkan hasil tangkapan sampingan yang didapatkan yaitu sebanyak 1880 Kg ii (7%). Nilai proporsi hasil tangkapan utama dan sampingan tersebut menunjukan bahwa alat tangkap rawai dasar memiliki selektifitas hasil tangkapan yang sangat baik karena perbandingan nilai HTU lebih besar dari HTS. Proporsi hasil tangkapan berdasarkan analisa distribusi panjang ikan-ikan yang layak tangkap berjumlah 232 ekor (66 %), sedangkan untuk ikan yang belum layak tangkap sebesar 118 (34 %) ekor dari jumlah 350 sampel yang diteliti. Hasil terebut menunjukan bahwa lebih banyak ikan yang berada diatas nilai Lm pada setiap hasil tangkapan rawai dasar. Proporsi ikan layak tangkap yaitu hasil tangkapan utama yang didapatkan nelayan saat penelitian dan pengambilan data random sampling setiap kapal didapatkan sebanyak 25732 Kg. Ikan hasil tangkapan sebesar 498 Kg dimanfaatakan para nelayan maupun pemilik kapal untuk dikonsumsi. Selain itu proporsi tangkapan sampingan yang didapatkan didapatkan sebanyak 1880 Kg. Hasil tangkapan ikan sampingan sebagian besar dijual sebesar 1870 Kg ke pengusaha ikan asin, pengepul atau tengkulak dengan jumlah besar walaupun dengan harga yang cenderung murah. Sebagian ikan hasil tangkapan sampingan sebesar 10 Kg dikonsumsi nelayan. Analisis pemanfaatan hasil tangkapan didapatkan bahwa total tangkapan utama sebesar 99,993% dan sampingan sebesar 0,007% dari jumlah keseluruhan 28112 Kg yang didaratkan di PPN Brondong Lamongan. Yang terakhir analisis tingkat keramahan alat tangkap menunjukkan bahwa alat tangkap ini termasuk dalam kategori alat tangkap sangat ramah lingkungan dengan nilai kategori sebesar 29. Kategori yang diberikan alat tangkap ramah lingkungan dengan rentang nilai sebagai berikut: 1 – 9 sangat tidak ramah lingkungan, 10 – 18 tidak ramah lingkungan, 19 – 27 ramah lingkungan, 28 – 36 sangat ramah lingkungan.