Biologi Tetranychus Urticae Pada Dua Varietas Pepaya
Main Authors: | Ramadhan, Rahma Wulan, Dr. Ir.Retno Dyah Puspitarini,, MS. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195386/1/Rahma%20Wulan%20Ramadhan%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195386/ |
Daftar Isi:
- Pepaya varietas Thailand dan Calina memiliki daya jual baik dipasaran. Produksi buah pepaya fluktuatif, salah satu kendala muncul dari serangan hama tungau Tetranychus urticae K. (Acarina: Tetranychidae). Tungau ini bersifat polifag. Kehilangan hasil pada tingkat serangan tinggi dapat mencapai 95%. Penelitian tentang biologi tungau T. urticae pada tanaman pepaya di Indonesia masih belum banyak dilakukan sehingga diharapkan dapat memberikan informasi awal yang berguna untuk menunjang pengendalian tungau T. urticae. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada bulan Januari sampai Juni 2019. Menggunakan tungau T. urticae, daun pepaya varietas Calina dan Thailand diperoleh dari kebun percobaan Universitas Brawijaya, Jatikerto, Malang. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pengamatan biologi meliputi lama perkembangan pradewasa, lama hidup jantan serta betina dan keperidian imago betina. Pengamatan lama perkembangan pradewasa jantan dilakukan dengan menempatkan seekor betina T.urticae pada fase teliokrisalis yang dibiarkan hingga meletakkan telur, setelah itu imago dikeluarkan dan hanya disisakan satu telur di dalam arena percobaan. Pengamatan lama perkembangan pradewasa betina dilakukan dengan menempatkan satu pasang imago jantan dan betina yang dibiarkan selama 24 jam hingga menghasilkan telur, selanjutnya imago dikeluarkan dan hanya disisakan satu telur di dalam arena percobaan. Pengamatan lama perkembangan pradewasa diamati 3 jam sekali sampai menjadi imago. Pengamatan lama hidup dan keperidian dilakukan dengan menempatkan sepasang imago baru yang muncul pada hari yang sama. Pengamatan keperidian imago betina T. urticae dilakukan dengan menghitung jumlah telur yang di letakkan oleh imago betina T. urticae, setelah diamati semua telur disingkirkan dari arena percobaan. Pengamatan keperidian dan lama hidup T. urticae diamati setiap hari dan berakhir sampai tungau tersebut mati. Selain itu dilakukan pengamatan tipe reproduksi tungau T. urticae mengunakan imago betina yang mengalami kopulasi dan tidak mengalami kopulasi. Pengamatan nisbah kelamin juga dilakukan untuk melihat perbandingan antara jantan dan betina tungau T. urticae pada suatu populasi yang dipelihara. Data biologi dianalisis menggunakan uji t pada taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun varietas Thailand lebih sesuai bagi kehidupan T. urticae dibandingkan daun pepaya varietas Calina. Hal ini terlihat dari siklus hidup T. urticae lebih singkat pada daun pepaya varietas Thailand (12,57 hari) dibandingkan varietas Calina (13,85 hari). Lama perkembangan pradewasa betina dan jantan T. urticae lebih singkat pada daun pepaya varietas Thailand (11,08 dan 9,19 hari) dibandingkan pada daun varietas Calina (12,36 dan 9,91 hari). Daun pepaya varietas Calina dan Thailand tidak mempengaruhi keperidian dan lama hidup Tetranychus urticae jantan serta betina.