Fenologi Tanaman Bit Merah (Beta Vulgaris L.) Dataran Tinggi

Main Authors: Yuangga, Jonepsus, Dr. Noer Rahmi Ardiarini,, S.P., M.Si.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195353/1/JONEPSUS%20YUANGGA.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195353/
Daftar Isi:
  • Tanaman Bit (Beta Vulgaris L.) merupakan tanaman yang termasuk famili Chenopodiaceae. Tanaman ini merupakan tanaman introduksi di Indonesia yang berasal dari Eropa dan Afrika Utara yang memiliki iklim sedang Bit merupakan salah satu komoditas tanaman obat yang paling dicari dikarenakan bit kaya akan senyawa bioaktif seperti asam askorbat, karoten, asam fenolik, dan flavonoid yang bermanfaat bagi kesehatan. Produksi tanaman bit diseluruh dunia pada tahun 2017 mencapai 301,02 juta metrik ton dan produktivitas tanaman bit yakni 15.56 t ha-1 hingga 19.30 t ha-1. Namun demikian di Indonesia bit merah masih tergolong sangat rendah. Berkurangnya jumlah lahan, rendahnya minat masyarakat, dan budidaya yang belum intensif menjadi faktor rendahnya produksi bit di Indonesia. faktor lainnya penyebab rendahnya produksi tanaman bit juga didasari oleh kurangnya informasi bagi pembudidaya tentang fase hidup tanaman oleh karena itu dibutuhkannya informasi mengenai fenologi tanaman bit dataran tinggi. Penelitian fenologi pada dasarnya untuk mengetahui tahap pertumbuhan tanaman bit dari waktu ke waktu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses fenologi tanaman bit merah dataran tinggi dan mengetahui produksi tanaman bit merah dataran tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Agro Technopark Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2020, bahan yang digunakan berupa bibit tanaman bit varietas Crimson Globe dari Vikima Seed, varietas Boro dari Ayumi 04, dan pupuk bokashi berbahan limbah kota. Alat yang digunakan berupa adalah penggaris, meteran, timbangan analitik, alfaboard, pedoman International Union For The Protection Of New Varieties Of Plant (UPOV), Colour chart, jangka sorong, Polybag (panjang 30 cm dan diameter 20 cm), dan kamera. Rancangan menggunakan pengamatan single plant namun dengan pengacakan rancangan acak kelompok (RAK), Pengamatan dilakukan terhadap seluruh populasi yang terdiri atas tiga (3) ulangan dari 2 jenis varietas berbeda. Variabel yang diamati meliputi karakter kualitiatif dan kuantitatif, karakter kualitatif mengacu pada UPOV sedangkan karakter kuantitatif antara lain panjang tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun, berat umbi segar, diameter umbi, dan panjang umbi. Data kualitiatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif sedangkan data kualitatif akan menggunakan uji T dan analisis ragam. Hasil penelitian menunjukkan pada kedua varietas tidak terdapat keragaman fenologi tanaman bit merah dataran tinggi. Berdasarkan hasil uji T dan analisis ragam pada parameter kuantitatif yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang umbi, diameter umbi, dan berat umbi namun pada parameter kualitatif tanaman terdapat keragaman bentuk dan warna umbi.