Model dan Strategi Penyuluhan Pertanian dalam Pengembangan Agribisnis Kakao Provinsi Sulawesi Selatan (Studi Kasus Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Luwu Utara)
Main Authors: | Abdullah, Muslih Radhi, Prof. Dr. Ir. Sugiyanto,, MS., Prof. Dr. H. Basri Modding,, MS., Mangku Purnomo,, SP., M.Si., Ph.D. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195324/1/Muslih%20Radhi%20Abdullah.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195324/ |
Daftar Isi:
- ektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia, berkontribusi terhadap penyediaan pangan, tersedianya lapangan kerja, dan sebagai komoditas penghasil devisa negara. Komoditas prioritas yang dikembangkan adalah komoditas tanaman pangan yang merupakan sumber makanan pokok bagi penduduk Indonesia, selain daripada itu komoditas perkebunan, hasil perikanan, sektor peternakan, dan kehutanan juga dikembangkan. Pada sektor perkebunan komoditi andalan Indonesia adalah komoditi Kakao, Kopi dan Kelapa Sawit. Khusus untuk komoditi Kakao, Indonesia merupakan produsen Kakao terbesar ketiga di dunia. Data statistik Indonesia menunjukkan bahwa 60 persen produksi Kakao berasal Sulawesi (Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara). Pasar kakao memiliki potensi yang besar dilihat dari peningkatan konsumsi dunia, sehingga diharapkan dapat memanfaatkan peluang tersebut. Data tahun 2014 di Sulawesi Selatan Luas areal pertanaman Kakao = 246.223 Ha dengan produksi sebesar 143.237 Ton. Dan Kabupaten Luwu Utara sebagai lokasi penelitian seluas 34.252 Ha dengan produksi sebesar 21.236 Ton. Sampel kecamatan yaitu Kecamatan Mappideceng, Kecamatan Sabbang, Kecamatan Sukamaju, Kecamatan Masamba dan Kecamatan Tanalili. Jumlah responden penyuluh 30 orang dan jumlah responden petani 70 orang. Penerapan sistem usahatani dalam agribisnis Kakao terdiri atas ; - Sistem Agribisnis yang dilakukan petani dalam usahatani Tanaman kakao di mulai dari subsitem hulu, usahatani dan subsistem hilir dengan pola tanam: monokultur pada suatu lahan yang dilakukan secara intensif, multiple cropping yang ditanam pada pekarangan rumah sebagai tanaman sampingan.Kegiatan penyuluhan agribisnis Kakao di Kabupaten Luwu Utara melibatkan; Penyuluh Pertanian PNS, Penyuluh Swadaya dan Penyuluh Swasta dengan pola kemitraan; - Hasil analisis menunjukkan tidak adanya hubungan antara motivasi dengan persepsi petani terhadap penerapan sistem usahatani dalam pengembangan agribisnis komoditi Kakao; Motivasi petani untuk melakukan usahatani Kakao antara lain karena; a. Lahan petani sangat sesuai untuk budidaya Kakao, b. Adanya kepastian pasar dengan harga yang menguntungkan, c. Adanya bantuan dari pemerintah berupa klon unggul lokal yang tahan terhadap hama PBK dan penyakit lainnya, - Eratnya hubungan kelembagaan penyuluhan dengan fungsi dan peran penyuluh pertanian dalam pengembangan agribisnis Kakao di Kabupaten Luwu Utara. Keberadaan Lembaga Penyuluhan dalam pengembangan Agribisnis komoditi Kakao dalam kegiatan penyuluhan dapat mendorong peningatan produksi dan produktivitas Kakao. - Model Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Luwu Utara didasarkan atas Kinerja Penyuluh, Kinerja Ketua Poktan dan Kinerja Petani yang saling berkaitan satu sama lain. - Strategi pengembangan penyuluhan pertanian menggunakan Strategi Proaktif yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dari berbagai peluang; Peningkatan jumlah dan mutu produk kakao melalui sistem agribisnis; Optimalisasi kinerja petugas lapangan / penyuluh pertanian khusus agribisnis kakao; Optimalisasi penggunaan lahan melalui intensifikasi dan diversifikasi; Pengembangan industri yang berbasis pada sektor perkebunan dengan mengembangkan turunan produk kakao untuk mendapatkan nilai tambah; Mengoptimalkan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan agribisnis kakao melalui peningkatan peran serta petani dalam pembangunan perkebunan. - Perencanaan program penyuluhan disusun dengan model Leagans dimulai dengan kegiatan Identifikasi keadaan umum daerah dan potensi yang dimiliki, kemudian dilakukan Identifikasi masalah, setelah masalah terinventarislr dilakukan penetapan tujuan berdasarkan prioritas masalah, dan kegiatan perencanaan dilanjutkan dengan cara pencapaian tujuan yang berisikan strategi implementasi, monitoring dan evaluasi kegiatan yang ditindak lanjuti dengan rekonslderasl. Perencanaan program penyuluhan bagi petani kakao bertujuan untuk menlngkatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan petani kakao di bidang 1) Manajemen usaha tani kakao, 2) Manajemen pengelolan hasil produksi kakao, 3)Pengolahan produk hasil kakao dan 4) Manajemen pemasaran produk kakao,