Penapisan Metabolit Sekunder Bakteri Indigenous Ub Forest Penghambat Pectobacterium Sp. Pada Wortel
Main Authors: | Wansa, Desta Habi, Prof. Dr. Ir. Abdul Latief Abadi,, MS., Restu Rizkyta Kusuma,, SP., MP., M.Sc |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195205/1/Desta%20Habi%20Wansa.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195205/ |
Daftar Isi:
- Wortel merupakan salah satu komoditi sayuran yang memberikan kontribusi terhadap produksi hasil hortikultura nasional. Produksi wortel di Bali menunjukkan data yang bersifat fluktuatif dari tahun 2000 sampai 2018. Penurunan hasil wortel disebabkan oleh serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), diakibatkan oleh patogen Pectobacterium sp. penyebab busuk lunak pada umbi wortel. Upaya untuk mengendalikan penyakit adalah dengan menggunakan metabolit sekunder bakteri antagonis bakteri indigenous UB Forest. Penelitian bertujuan mengetahui potensi antagonis bakteri indigenous UB Forest terhadap patogen Pectobacterium sp. dan potensi kemampuan antagonisme bakteri indigenous UB Forest dan metabolit sekundernya dalam menghambat Pectobacterium sp. di cawan Petri dan menghambat penyakit busuk lunak pada umbi wortel. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan 1 dan Laboratorium Toksikologi Jurusan Hama dan penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, dimulai Bulan Desember 2019 sampai Maret 2020. Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan mulai dari peremajaan bakteri Pectobacterium sp. dan bakteri Indigenous UB Forest, Uji patogenitas Pectobacterium sp. pada wortel, uji seleksi antagonis bakteri Indigenous UB Forest secara in Vitro, pembuatan ekstrak metabolit sekunder bakteri indigenous UB Forest, Uji antagonis metabolit sekunder terhadap patogen Pectobacterium sp. secara in Vitro, uji penghambatan metabolit sekunder bakteri indigenous UB Forest pada wortel secara in Vivo. Seleksi antagonis bakteri indigenous UB Forest menggunakan 6 isolat bakteri dari penelitian sebelumnya yang selanjutnya terpilih 2 isolat bakteri yaitu Xanthomonas sp. (N25) yang memiliki kemampuan lebih tinggi dari kontrol bakterisida Streptomicyn sulfat 20% dan Bacillus sp. (N3) memiliki kemampuan setara dengan kontrol bakterisisda Streptomycin sulfat 20%, isolat Xanthomonas sp. (N25) memiliki suatu senyawa yaitu bakterocin sedangkan isolat Bacillus sp. (N3) memiliki senyawa anti mikroba yang dapat menghambat patogen. Pada pengujian antagonis metabolit sekunder menunjukkan bahwa metabolit sekunder isolat Bacillus sp. (N3) dan isolat Xanthomonas sp. (N25) dapat menghambat pertumbuhan patogen Pectobacterium sp. dimana kemampuan metabolit sekunder setara dengan kontrol bakterisida Streptomycin sulfat 20% di dalam cawan Petri. Pada isolat Xanthomonas sp. (N25) dapat mengeluarkan suatu senyawa metabolit sekunder yang bersifat bakterisidal sedangkan Bacillus sp. (N3) mengeluarkan senyawa metabolit sekunder yang bersifat anti mikroba. Pada pengujian in Vivo tidak berperngaruh pada massa busuk lunak wortel. Pengujian bakteri Bacillus sp. (N3) dan Xanthomonas (N25) dan metabolit sekundernya dapat menghambat pertumbuhan Pectobacterium sp. di cawan Petri namun tidak dapat menghambat gejala busuk lunak di umbi wortel