Pertumbuhan Populasi Dan Perkembangan Corcyra Cephalonica (Stainton) Pada Tiga Varietas Jagung

Main Authors: Utami, Aisyah Puteri, Dr. Ir. Ludji Pantja Astuti,, MS., Dr. Akhmad Rizali,, S.P., M.Si.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195192/1/Aisyah%20Puteri%20Utami.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195192/
ctrlnum 195192
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195192/</relation><title>Pertumbuhan Populasi Dan Perkembangan Corcyra Cephalonica (Stainton) Pada Tiga Varietas Jagung</title><creator>Utami, Aisyah Puteri</creator><creator>Dr. Ir. Ludji Pantja Astuti,, MS.</creator><creator>Dr. Akhmad Rizali,, S.P., M.Si.</creator><subject>632.6 Animal pests</subject><description>Jagung merupakan komoditas penting penghasil protein dan karbohidrat setelah&#xD; tanaman padi di Indonesia. Komoditas jagung umumnya disimpan dalam bentuk pipil&#xD; yaitu jagung yang sudah tua, kering, dan ditanggalkan dari tongkolnya, dan jarang&#xD; disimpan di penyimpanan dalam bentuk klobot. Serangga Corcyra cephalonica&#xD; (Stainton) adalah salah satu jenis hama pascapanen yang menyerang biji jagung dalam&#xD; penyimpanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji interaksi varietas dan&#xD; bentuk jagung terhadap pertumbuhan populasi dan perkembangan C. cephalonica.&#xD; Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Jurusan Hama dan&#xD; Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada bulan November&#xD; 2019 hingga Mei 2020. Rerata suhu harian 27,12&#xB0;C dan kelembapan harian 71,58%.&#xD; Penelitian ini disusun secara faktorial dengan mengombinasikan varietas jagung&#xD; sebagai faktor pertama dan bentuk butiran jagung sebagai faktor kedua. Jagung yang&#xD; digunakan terdiri dari 3 varietas, yaitu Srikandi ungu (jagung ungu), Sukmaraga&#xD; (jagung kuning), dan Anoman (jagung putih). Bentuk jagung terdiri dari tiga bentuk&#xD; ialah, butiran utuh, butiran pecah, dan tepung, sehingga terdapat 9 kombinasi&#xD; perlakuan. Penelitian diatur dalam Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor.&#xD; Variabel yang diamati pada pertumbuhan populasi adalah jumlah larva, pupa, awal&#xD; kemunculan imago, jumlah imago jantan, dan imago betina. Penelitian dilakukan&#xD; dengan mengamati pertumbuhan populasi dari 100 butir telur C. cephalonica yang&#xD; diinfestasikan ke dalam tabung perlakuan (&#xF8;=8 cm, t=7,5 cm) yang berisi 100 g pakan&#xD; sesuai perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Variabel pengamatan perkembangan&#xD; meliputi stadium telur, stadium larva, stadium pupa, lama hidup imago jantan dan&#xD; betina, praoviposisi, oviposisi, pascaoviposisi, fekunditas, dan fertilitas. Penelitian&#xD; dilakukan dengan mengamati perkembangan C. cephalonica telur hasil imago&#xD; pertumbuhan populasi yang diletakkan pada hari yang sama diambil sebanyak 10 butir&#xD; telur, kemudian larva yang baru menetas dari telur diinfestasikan ke dalam tabung kecil&#xD; (&#xF8;= 3 cm, t= 4 cm) yang berisi 6 g pakan sesuai perlakuan, dan diulang sebanyak 10&#xD; kali.&#xD; Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi dan perkembangan&#xD; C. cephalonica tidak dipengaruhi oleh interaksi antara varietas dan bentuk butiran&#xD; jagung, tetapi dipengaruhi oleh faktor bentuk butiran jagung. Hasil dari pengamatan&#xD; pertumbuhan populasi C. cephalonica menunjukkan bahwa bentuk butiran jagung yang&#xD; berbeda berpengaruh nyata terhadap jumlah larva, pupa, awal kemunculan imago,&#xD; jumlah imago jantan dan betina. Pertumbuhan populasi C. cephalonica lebih tinggi&#xD; pada bentuk butiran pecah dan tepung, dibandingkan bentuk butiran utuh. Hasil dari&#xD; perkembangan C. cephalonica menunjukkan bahwa bentuk butiran jagung yang&#xD; berbeda berpengaruh nyata terhadap stadium larva, lama hidup imago jantan dan&#xD; ii&#xD; betina, sebaliknya tidak berbeda nyata terhadap stadium telur, pupa, praoviposisi,&#xD; oviposisi, pascaoviposisi, fekunditas dan fertilitas C. cephalonica. Perkembangan&#xD; C. cephalonica lebih cepat pada jagung bentuk butiran pecah dan tepung, dibandingkan&#xD; bentuk butiran utuh</description><date>2020-09-23</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195192/1/Aisyah%20Puteri%20Utami.pdf</identifier><identifier> Utami, Aisyah Puteri and Dr. Ir. Ludji Pantja Astuti,, MS. and Dr. Akhmad Rizali,, S.P., M.Si. (2020) Pertumbuhan Populasi Dan Perkembangan Corcyra Cephalonica (Stainton) Pada Tiga Varietas Jagung. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>0520040035</relation><identifier>0520040035</identifier><recordID>195192</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Utami, Aisyah Puteri
Dr. Ir. Ludji Pantja Astuti,, MS.
Dr. Akhmad Rizali,, S.P., M.Si.
title Pertumbuhan Populasi Dan Perkembangan Corcyra Cephalonica (Stainton) Pada Tiga Varietas Jagung
publishDate 2020
isbn 9780520040038
topic 632.6 Animal pests
url http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195192/1/Aisyah%20Puteri%20Utami.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195192/
contents Jagung merupakan komoditas penting penghasil protein dan karbohidrat setelah tanaman padi di Indonesia. Komoditas jagung umumnya disimpan dalam bentuk pipil yaitu jagung yang sudah tua, kering, dan ditanggalkan dari tongkolnya, dan jarang disimpan di penyimpanan dalam bentuk klobot. Serangga Corcyra cephalonica (Stainton) adalah salah satu jenis hama pascapanen yang menyerang biji jagung dalam penyimpanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji interaksi varietas dan bentuk jagung terhadap pertumbuhan populasi dan perkembangan C. cephalonica. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya pada bulan November 2019 hingga Mei 2020. Rerata suhu harian 27,12°C dan kelembapan harian 71,58%. Penelitian ini disusun secara faktorial dengan mengombinasikan varietas jagung sebagai faktor pertama dan bentuk butiran jagung sebagai faktor kedua. Jagung yang digunakan terdiri dari 3 varietas, yaitu Srikandi ungu (jagung ungu), Sukmaraga (jagung kuning), dan Anoman (jagung putih). Bentuk jagung terdiri dari tiga bentuk ialah, butiran utuh, butiran pecah, dan tepung, sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan. Penelitian diatur dalam Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor. Variabel yang diamati pada pertumbuhan populasi adalah jumlah larva, pupa, awal kemunculan imago, jumlah imago jantan, dan imago betina. Penelitian dilakukan dengan mengamati pertumbuhan populasi dari 100 butir telur C. cephalonica yang diinfestasikan ke dalam tabung perlakuan (ø=8 cm, t=7,5 cm) yang berisi 100 g pakan sesuai perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Variabel pengamatan perkembangan meliputi stadium telur, stadium larva, stadium pupa, lama hidup imago jantan dan betina, praoviposisi, oviposisi, pascaoviposisi, fekunditas, dan fertilitas. Penelitian dilakukan dengan mengamati perkembangan C. cephalonica telur hasil imago pertumbuhan populasi yang diletakkan pada hari yang sama diambil sebanyak 10 butir telur, kemudian larva yang baru menetas dari telur diinfestasikan ke dalam tabung kecil (ø= 3 cm, t= 4 cm) yang berisi 6 g pakan sesuai perlakuan, dan diulang sebanyak 10 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi dan perkembangan C. cephalonica tidak dipengaruhi oleh interaksi antara varietas dan bentuk butiran jagung, tetapi dipengaruhi oleh faktor bentuk butiran jagung. Hasil dari pengamatan pertumbuhan populasi C. cephalonica menunjukkan bahwa bentuk butiran jagung yang berbeda berpengaruh nyata terhadap jumlah larva, pupa, awal kemunculan imago, jumlah imago jantan dan betina. Pertumbuhan populasi C. cephalonica lebih tinggi pada bentuk butiran pecah dan tepung, dibandingkan bentuk butiran utuh. Hasil dari perkembangan C. cephalonica menunjukkan bahwa bentuk butiran jagung yang berbeda berpengaruh nyata terhadap stadium larva, lama hidup imago jantan dan ii betina, sebaliknya tidak berbeda nyata terhadap stadium telur, pupa, praoviposisi, oviposisi, pascaoviposisi, fekunditas dan fertilitas C. cephalonica. Perkembangan C. cephalonica lebih cepat pada jagung bentuk butiran pecah dan tepung, dibandingkan bentuk butiran utuh
id IOS4666.195192
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2022-12-06T07:27:27Z
last_indexed 2022-12-06T07:27:27Z
recordtype dc
_version_ 1751456434381389824
score 17.538404