Analisis Kapabilitas Proses dan Identifikasi Titik Kritis Pada Mesin Chiller Menggunakan Metode Failure Modes Effects Criticality Analysis (FMECA) di PT XYZ

Main Authors: Jamilun, Mochammad Anas, Ir. Usman Effendi,, M.S., Arif Hidayat,, STP., M.IT., Ph.D.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195189/1/Mochammad%20Anas%20Jamilun.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195189/
Daftar Isi:
  • Susu di Indonesia memiliki potensi sangat besar disebabkan banyak diversifikasi produk ditemukan di pasaran. Susu memiliki kandungan gizi yang berguna bagi tubuh manusia, diantaranya protein, asam lemak esensial, vitamin dan mineral. Kandungan yang terdapat pada susu mudah rusak sehingga susu disimpan pada suhu rendah untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. PT XYZ adalah salah satu industri pengolahan susu berlokasi di Jawa Timur. PT XYZ memberikan perlakuan ice water system jenis geagrasso pada susu menggunakan water chiller agar kerusakan susu dapat diminimalisasi. Ice water system atau biasanya juga disebut chiller merupakan mesin refrigerasi yang memiliki fungsi utama mendinginkan air pada sisi evaporatornya. Salah satu jenis susu yang diberi perlakuan water chiller yaitu susu liquid. Tujuan dari penelitian adalah menentukan kapabilitas proses pada mesin chiller pada tahun 2020, melakukan analisis titik kritis kegagalan mesin chiller, dan menentukan usulan perbaikan untuk minimalisasi tingkat kegagalan. Perhitungan analisis kapabilitas proses menggunakan indeks kapabilitas. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari form departemen engineering bulan Januari 2020 – Desember 2020. Metode yang digunakan untuk analisis titik kritis kegagalan mesin chiller yaitu Failure Modes Effects Criticality Analysis (FMECA). FMECA digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan dari indeks kapabilitas yang tidak capable, dengan cara pemberian nilai prioritas berdasarkan severity (tingkat keparahan), occurance (tingkat kejadian), dan detection (tingkat deteksi). Nilai prioritas diberikan oleh 3 pakar di bidangnya yaitu manager, supervisor, dan operator. Berdasarkan pendekatan DMAI, ditemukan kegagalan yang sering terjadi pada mesin chiller yaitu siklus refrigeran terhenti, refrigeran kurang atau berlebih, pelumas oli, dan katup ekspansi. Parameter yang dianalisis yaitu suction p, suction t, discharge p, discharge t, dan slide valve. Hasil analisis kapabilitas proses yang menghasilkan proses kapabel hanya pada parameter suction p untuk indeks pp dan parameter discharge p dan discharge t untuk indeks kapabilitas ppk. Identifikasi titik kritis berdasarkan FMECA kerusakan kompresor (F1), tekanan di luar batas kendali (F6), kebocoran atau kurangnya refrigeran (F2), kurangnya air kondensor (F3), kerusakan katup ekspansi (F4), kurangnya air evaporator (F7), dan volume oli tidak sesuai (F5). Usulan perbaikan sebagai upaya kinerja mesin chiller lebih optimal yaitu preventive maintenance berupa jadwal maintenance secara berkala, pengoperasian sesuai SOP.