Efek Paparan Partikel Debu Batu Bara Terhadap Aktivitas SOD dan Kerusakan Oksidatif DNA pada Mencit Model Asma

Main Author: Budianto, Windy Yuliana
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195187/1/Windy%20Yuliana%20Budianto.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195187/
Daftar Isi:
  • Asma merupakan inflamasi kronis saluran pernapasan yang dapat diperparah dengan paparan alergen secara terus menerus. Partikel debu batu bara merupakan jenis alergen yang didapat dari polutan udara yang diketahui dapat meningkatkan hipersensitivitas, inflamasi saluran pernapasan, dan menimbulkan stres oksidatif pada kondisi asma. Meski demikian, hingga saat ini patomekanisme asma dan debu batu bara belum diketahui secara pasti. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek paparan partikel debu batu bara terhadap aktivitas SOD dan kerusakan oksidatif DNA pada mencit model asma. Sebanyak 24 ekor mencit balb/c betina dibagi kedalam empat kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol. Kelompok kedua adalah mencit yang diberi paparan inhlasi partikel debu batu bara PM5 12,5 mg/m3 selama 4 minggu. Kelompok ketiga yaitu mencit yang disensitisasi OVA melalui injeksi intraperitoneal dan inhalasi OVA 1% dalam NaCl 8 mL 3 kali dalam seminggu selama 8 minggu. Kelompok keempat adalah mencit yang disensitisasi OVA melalui injeksi intraperitoneal dan inhalasi OVA 1% dalam NaCl 8 mL 3 kali dalam seminggu selama 8 minggu serta diberi paparan inhalasi partikel debu batu bara PM5 12,5 mg/m3 selama 4 minggu. Pengolahan partikel debu batu bara dilakukan menggunakan alat pulverizer yang terdiri dari Ball, Ring, dan Raymond Mild di Laboratorium Carsurin Coal Banjarmasin. Proses tersebut menghasilkan partikel debu batu bara berukuran 75 μm. Agar partikel debu batubara dapat masuk ke dalam saluran pernapasan bawah, maka partikel debu batubara tersebut kemudian di lakukan penyaringan kembali menggunakan filter Mesh MicroSieve (BioDesign, Newyork, Ny, USA). sehingga diperoleh partikel debu batubara dengan diameter 5 μm (PM5). Sensitisasi OVA yang diberikan adalah albumin yang berasal dari Dried Egg White, crude (nomer produk A0198, TCI Chemical, India, Pvt, Ltd). Sensitisasi awal diberi melalui injeksi OVA secara intraperitoneal pada hari ke-0 dan 14. Sensitisasi ulang diberikan pada hari ke-21melalui inhalasi OVA 1% dengan menggunakan ultrasonic nebulizer Omron (tipe NE-U17, Shimadzu, Konotsubo, Terado-cho, Muko, Kyoto, Japan) selama 20 menit secara berkala 3 kali dalam seminggu selama 8 minggu. Stres oksidatif dilihat dengan mengukur aktivitas SOD dengan metode NBT, dan konsentrasi 8-OHdG dengan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) kit mouse 8-Hydroxy-desoxyguanosine (Cat.No. E0187Mo, Bioassay Technology Laboratory, Shanghai, China). Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat penurunan yang signifikan pada aktivitas SOD serum serta tidak terdapat peningkatan yang signifikan pada konsentrasi 8-OHdG serum dari masing-masing kelompok (p>0,05). Paparan partikel debu batu bara selama 4 minggu belum mampu menyebabkan penurunan aktivitas SOD serum dan peningkatan 8-OHdG serum pada mencit model asma