Hubungan Pola Konsumsi Petani Dengan Tingkat Partisipasi Petani Dalam Pengembangan Budidaya Baby Manisah (Sechium Edule. L) (Studi Di Magersari Sumberwangi Kawasan Ub Forest)
Main Authors: | Pradana, Boy, Prof.Dr.Ir. Sugiyanto,, MS., Mas Ayu Ambayoen,, SP., M.Si |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195166/1/boy%20fradana.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195166/ |
Daftar Isi:
- Kebutuhan pangan merupakan salah satu penunjang kehidupan masyarakat yang lebih baik. Kebutuhan pangan yang baik dapat dilihat dari segi kualitas dan segi kuantitas. Capaian pola konsumsi pangan dapat diukur dengan pendekatan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang terdiri dari Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Angka Kecukupan Protein (AKP). Dari segi kualitas maka dapat dilihat dengan melihat capaian skor Pola Pangan Harapan (PPH). Masyarakat yang berada di Magersari Sumberwangi mayoritas memiliki pekerjaan utama petani tanaman musiman dan tanaman tahunan, untuk memperoleh penghasilan sampingan petani melakukan kegiatan partisipasi pengembangan budidaya baby manisah. Hasil dari kegiatan budidaya baby manisah tersebut petani memperoleh penghasilan tambahan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, seperti membeli beras dan lauk pauk. Kegiatan budidaya baby manisah dikenalkan oleh salah satu tengkulak setempat. Pada awalnya budidaya manisah tersebut hanya berasal dari turun temurun dan dipanen ketika buah sudah besar, akan tetapi setelah mengetahui ada pasaran baby manisah atau buah dipanen waktu muda, petani mulai mengembangkan budidaya baby manisah tersebut yang harga jualnya leih dari tiga kali lipat hasil panen manisah yang sudah besar. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu: (1) Mengidentifikasi unsur-unsur bahan makanan yang dikonsumsi keluarga petani baby manisah, (2) Mendeskripsikan capaian kualitas dan kuantitas pola konsumsi karbohidrat dan protein rumah tangga petani baby manisah., (3) Mendeskripsikan tingkat partisipasi petani dalam pengembangan budidaya baby manisah, (4) Menganalisis hubungan pola konsumsi energi rumah tangga petani dengan partisipasi petani dalam pengembangan budidaya baby manisah, (5) Menganalisis hubungan pola konsumsi protein rumah tangga petani dengan partisipasi petani dalam pengembangan budidaya baby manisah. Penelitian ini dilakukaan dengan pendekatan kuantitatif. Penentuan lokasi dilakukan dilakukan dengan purposive dengan pertimbangan bahwa Magersari Sumberwangi merupakan Magersari yang berada di Kawasan UB Forest yang memiliki kegiatan partisipasi pengembangan budidaya baby manisah dibandingkan dengan Magersari yang lain. Teknik penentuan responden dengan Non Probability Sampling dengan metode sensus atau seluruh petani baby manisah yang berjumlah 12 orang. Pengambilan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisoner dan untuk pola konsumsi dengan dilakukan data recall pola konsumsi selama 7 x 24 jam. Data sekunder diperoleh berasal dari pihak lain berupa jurnal, dokumen instansi terkait, dan lain sebagainya. Alat analisis hubungan pola konsumsi dengan tingkat partisipasi petani baby manisah menggunakan analisis korelasi rank speraman dengan aplikasi SPSS 22. vii Hasil dari penelitian ini, unsur bahan pangan yang paling banyak dikonsumsi petani baby manisah berasal dari kelompok pangan padi-padian dengan presentase 59 %, sedangkan kelompok pangan terendah yaitu kelompok pangan umbi-umbian dengan presenntase 2,68%. Capaian tingkat pola konsumsi petani baby manisah di Magersari Sumberwangi Kawasan UB Forest; dari segi kuantitas konsumsi energi petani memiliki nilai skor AKE 1.969 kkal/kap/hari masih dibawah nilai konsumsi energi anjuran yaitu 2.150 kkal/kap/hari, capaian konsumsi protein dengan nilai skor AKP 46,48 gram/kap/hari dibawah nilai skor normatif yaitu 57 gram/kap/hari, sedangkan dari segi kualitas memiliki nilai skor Pola Pangan Harapan (PPH) 85,97 yang berarti pada kategori cukup baik dari nilai skor maksimal 100. Tingkat partisipasi petani baby manisah; pada tahap perencanaan berada pada tingkat kategori sedang dengan nilai skor 21,6 dengan presentase 60,1 %, pada tahap pelaksanaan berada pada tingkat kategori sedang dengan nilai skor 25,2 dengan presentase 69,97 %, pada tahap pemanfaatan hasil berada pada tingkat kategori sedang dengan nilai skor 24,6 dengan presentase 68,46 %, pada tahap evaluasi berada pada tingkat kategori rendah dengan nilai skor 16,6 dengan presentase 46,2 %. Hubungan capaian pola konsumsi petani dengan tingkat partisipasi petani dalam pengembangan budidaya baby manisah dari empat tahapan partisipasi hanya pada tahap pemanfaatan hasil yang memiliki hubungan dengan pola konsumsi energi dan pola konsumsi protein. Memiliki hubungan yang searah dengan tingkat keeratan hubungan kuat. Nilai koefisien korelasi rank spearman antara capaian pola konsumsi energi (AKE) dengan tingkat partisipasi petani dalam pengembangan budidaya baby manisah yaitu 0,707, sedangkan nilai hasil koefisien korelasi capaian tingkat konsumsi protein (AKP) dengan tingkat partisipasi petani dalam pengembangan budidaya baby manisah yaitu 0,632