Keragaman Karakter Agronomi Dan Morfologi Terung F1 (Solanum Melongena L.) Double Cross

Main Authors: Faidah, Ahmadah, rof. Ir Sumeru Ashari,, M.Agr. Sc. Ph.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195154/1/Ahmadah%20Faidah.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/195154/
Daftar Isi:
  • Terung (Solanum melongena L.) merupakan sayuran buah.Di Indonesia terungbanyak digemari umumunya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai lalapan maupun olahan yang disajikan dalam berbagai jenis hidangan.Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Timur diketahui bahwa produktivitas tanaman terung tahun 2009-2017 mengalami fluktuatif. Tahun2015sebesar 16.72ton ha-1, 2016 sebesar 14.77 ton ha-1, 2017 sebesar 16.82 ton ha-1. Meningkatnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan alih fungsi lahanpertanian menjadi lahan non-pertanian pun meningkat. Berdasarakan data BPS tahun 2014 luas lahan pertanian(sawah) di Indonesia mengalami penurunan dari 8.111.593 ha pada tahun 2014 menjadi 8.087.393 ha pada tahun 2015. Hal tersebut mengakibatkan penurunan tingkat produksi karena berkurangnya lahan yang tersedia. Sehingga Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pengembangan varietas unggul. salah satu tujuan breeders terung adalah meningkatkan hasil panen, serta pengembangan hibrida dengan persilangan secara manual maupun penyerbukan inbrida. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi pada karakter kualitatif dan kuantitatif sebagai acuan untuk mengetahui keragaman agronomi morfologi. Hipotesis penelitian terdapat keragaman kuantitatifdan kualitatif yang tinggi pada tanaman terung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2019 hinggaSeptember 2019 di Jalan Lilin mas blok B, Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan berupa 30 genotip terung dan 6 tanaman kontrol. Tanaman kontrol adalah tanaman F1 yang dijadikan tetua. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Jumlah keseluruhan dari persilangan adalah 36 persilangan. Sehingga terdapat 36 bedeng dengan16 tanaman per bedeng. Pengamatan dilakukan dengan mengambil 10 sampel tanaman perbedeng. Total tanaman yang diamati adalah sebanyak 1080 tanaman. Variabel yang diamati meliputi warna buah, bentuk buah, tinggi tanaman, diameter batang, umur berbunga, umur panen, panjang buah, diameter buah, bobot per buah, bobot buah per plot, jumlah buah per tanaman, dan produktivitas buah. Data yang telah didapat kemudian di uji menggunakan analisis ragam dengan uji F pada taraf 5%. Jika hasil yang didapatkan berbeda nyata maka dilanjutkan dengan menggunakan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keragaman rendah dilihat dari nilai heritabilitas dan nilai koefisien variasi genetik sedangkan memiliki nilai keragaman yang tinggi pada nilai koefisien variasi fenotipe. Dari Dari 36 genotipe yang memiliki karakter yang baik adalah Bruno x Bruno, karena memiliki umur berbunga dan umur panen yang cepat.