Pengaruh Penambahan Onggok Pada Silase Jerami Sorgum (Sorghum Bicolor L. Moench) Terhadap Kualitas Fisik Dan Kandungan

Main Authors: Sari, Cindy Erlinda, Artharini Irsyammawati, ,. S.Pt., MP., Prof. Ir. Ifar Subagiyo, , M. Agr. St., PhD.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194957/1/Cindy%20Erlinda%20Sari.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194957/
Daftar Isi:
  • Sorgum merupakan jenis biji-bijian yang mempunyai kandungan nutrisi hampir sama dengan jagung. Salah satu limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan adalah jerami sorgum. Jerami sorgum adalah tanaman sorgum yang telah diambil buahnya, sehingga hanya tersisa batang dan daunnya yang merupakan limbah pertanian serta belum sepenuhnya dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan ekonomis. Jerami sorgum dimanfaatkan sebagai bahan pakan hewan ruminansia. Onggok merupakan ampas ketela pohon pada pembuatan pati yang dapat digunakan sebagai bahan aditif untuk menaikkan kandungan nutrisi dan sumber karbohidrat mudah larut pada pembuatan silase. Semakin meningkatnya kandungan nutrisi pada silase maka semakin baik kualitas silase. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 November 2019 – 3 Januari 2020 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan TernakFakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu jerami Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench), onggok dan molases. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada nilai kualitas fisik dan kandungan nutrisi dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Faktor perlakuan pada penelitian ini yaitu tanpa penambahan onggok (P0), penambahan onggok 5% (P1), penambahan onggok 10% (P2), penambahan onggok 15% (P3), dan penambahan onggok 20% (P4). Variabel yang diamati meliputi nilai kualitas fisik (warna, aroma dan tekstur) dan kandungan nutrisi (bahan kering, bahan organik dan protein kasar). Analisis statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata atau berbeda sangat nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan onggok dengan level yang berbeda terhadap silase jerami sorgum memberikan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kualitas fisik silase dan kandungan nutrisi. Rataan karakteristik terhadap warna memberikan pengaruh yang sangat nyata P0 (3,38 ± 3,51), P1(3,60 ± 2,00), P2(3,70 ± 3,00), P3 (3,75 ± 0,00) dan P4 (3,82 ± 0,58). Nilai warna tertinggi pada perlakuan P4 dengan rataan skor 3,82c ± 0,58 yang mendekati skor 4 menghasilkan warna hijau kecoklatan dan terendah pada perlakuan P0 dengan rataan skor yaitu 3,38a ± 3,51 yang menghasilkan warna coklat muda. Pada perlakuan P4 menghasilkan warna yang lebih baik. Rataan karakteristik terhadap tekstur memberikan pengaruh yang sangat nyata P0 (3,38 ± 2,52), P1 ( 3,68 ± 3,51), P2 (3,80 ± 5,20) , P3 (3,95 ± 2,65) dan P4 (4,03 ± 0,58). Tekstur dengan rataan 3,38 yang mendekati skor 3 menghasilkan tekstur sedikit keras sampaidengan 4,03 yang mendekati skor 4 yang menghasilkan tekstur sedikit lunak. Pada perlakuan P0, P1, P2 dan P3 menghasilkan nilai tekstur sedikit keras, remah dan tidak menggumpal. Sedangkan nilai tekstur pada perlakuan P4 menghasilkan sedikit lunak, remah dan tidak menggumpal. Namun tekstur silase yang dihasilkan dari seluruh perlakuan masih termasuk dalam skala baik. Rataan karakteristik terhadap aroma memberikan pengaruh yang sangat nyata P0 (3,57 ± 3,06), P1 (3,78 ± 0,58), P2 (3,97 ± 4,93), P3 (4,03 ± 2,08), dan P4 (4,18 ± 1,15). Rataan skor 3,57a ± 3,06 yang menghasilkan aroma segar sampai dengan 4,18c ± 1,1 yang mendekati skor 4 yang menghasilkan aroma sedikit asam. Pada perlakuan P4 menghasilkan aroma yang lebih baik. Hasil penelitian pada kandungan nutrisi pada silase jerami sorgum memberikan perbedaan sangat nyata. Rataan terhadap Bahan Kering memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) P0 (49,38 ± 0,82) %, P1 (53,50 ± 1,28) %, P2 (54,33 ± 1,12) %, P3 (55,15 ± 1,51) % dan P4 (57,03 ± 0,58) %. Pada perlakuan P4 dengan level pemberian onggok 20% menghasilkan bahan kering yang lebih tinggi. Rataan terhadap Bahan organik memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) P0 (84,47 ± 4,00) %, P1 (88,67 ± 1,10) %, P2 (89,48 ± 0,45) %, P3 (90,67 ± 1,05) %, dan P4 (91,77 ± 1,00) %. Pada perlakuan P4 dengan level pemberian onggok 20% menghasilkan bahan organik yang lebih tinggi. Rataan terhadap Protein kasar memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) P0 (16,92 ± 1,32) %, P1 (14,76 ± 1,24) %, P2 (12,92 ± 1,75) %, P3 (12,26 ± 1,16) %, dan P4 (10,79 ± 1,35) %. Pada perlakuan P0 dengan level pemberian onggok 0% menghasilkan protein kasar yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan semakin banyak penambahan onggok maka protein kasar yang dihasilkan semakin menurun.Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan berbagai level onggok dalam silase jerami sorgum memberikan pengaruh terhadap kualitas fisik dan kandungan nutrisi. Penambahan onggok dapat meningkatkan kandungan bahan kering dan bahan organik, namun dapat menurunkan protein kasar pada silase jerami sorgum. Saran dari penelitian ini adalah penggunaan silase sebagai pakan ternak dengan penambahan onggok pada silase jerami sorgum sebanyak 15% pada perlakuan P3. Penambahan onggok pada silase jerami sorgum dapat mempengaruhi kualitas fisik dan kandungan nutrisi.