Hubungan Periode Laktasi Dengan Produksi Susu Harian Dan Mastitis Pada Sapi Pfh Di Kud Sumbermakmur Ngantang

Main Authors: El Haq, Aisyah Nil Admirare, Prof. Dr.Ir. Puguh Surjowardojo, MP.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194925/1/AISYAH%20NIL%20ADMIRARE%20EL%20HAQ.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194925/
Daftar Isi:
  • Sapi PFH merupakan sapi perah hasil persilangan sapi Friesian Holstein dengan sapi lokal. Sapi PFH banyak ditemukan di Indonesia yang dibawa dari daerah dengan kelembapan optimum 55% dan beriklim sedang agar produksi maksimal. Pada umumnya sapi perah di Indonesia banyak dipelihara di daerah dengan ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan laut. Produksi susu harian sapi PFH dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur, tingkat laktasi, frekuensi pemerahan, waktu laktasi, lingkungan, BCS dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan di KUD Sumbermakmur Ngantang. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2021 sampai 21 Oktober 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan periode laktasi dengan produksi susu harian dan mastitis pada sapi PFH di KUD Sumbermakmur Ngantang. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yaitu pengambilan data berdasarkan jumlah produksi susu harian dengan periode laktasi dan permasalahan mastitis yang terjadi di lokasi penelitian. Pengambilan data dilakukan secara purpose sampling dan pengambilan susu untuk di uji dengan metode California mastitis test dilakukan dengan cara mengambil sampel susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan produksi susu harian tertinggi pada periode laktasi 2, 3, dan 4 terdapat pada periode laktasi kedua yaitu 16.67 kg/ekor/hari dan rataaan produksi susu harian periode laktasi keempat merupakan rataan yang terendah yaitu 14.19 kg/ekor/hari. Persamaan regresi antara periode laktasi dengan produksi susu harian y=19.091- 1.244x yang artinya setiap peningkatan 1 periode laktasi berpengaruh menurunkan produksi susu sebesar 1.244 kg. Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0.39 yang menunjukkan adanya hubungan negatif yang rendah antara periode laktasi dengan produksi susu harian. Diketahui bahwa pada nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 15.3%. Skor CMT tertinggi terdapat pada periode laktasi keempat yaitu sebesar 1.28 dan skor CMT terendah terdapat pada periode laktasi kedua yaitu 0.68. persamaan regresi antara periode laktasi dengan mastitis yaitu y=0.110+0.295x yang artinya setiap kenaikan periode laktasi, tingkat kejadian mastitis pada sapi perah akan meningkat sebesar 0.295. Hal ini juga diperjelas dengan nilai korelasi yang diperoleh yaitu 0.298 menunjukkan adanya keeratan hubungan positif yang rendah antara periode laktasi dengan mastitis. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 8.9%.