Rasio Mikroorganisme Autotrof Dan Heterotrof Terhadap Pembentukan Flok Pada Budidaya Tambak Intensif Udang Vaname

Main Authors: Wardana, Wisnu Angga, Prof. Dr. Ir. Muhammad Musa, MS, Evellin Dewi Lusiana, S.Si, M.Si
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194909/1/Wisnu%20Angga%20Wardana.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194909/
Daftar Isi:
  • Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan jenis udang yang banyak diminati karena memiliki banyak keunggulan seperti memiliki nafsu makan yang tinggi, lebih tahan terhadap serangan penyakit, dan memiliki pasar yang baik di tingkat Internasional. Mengingat permintaan udang vaname yang tinggi, para petambak mulai beralih dari sistem tambak tradisional menjadi tambak sistem intensif. Sistem tambak intensif yang digunakan yaitu sistem semibioflok (Hybrid system) yang memadukan antara sistem plankton dan bioflok. Semibioflok merupakan sistem yang memanfaatkan adanya mikroorganisme dan bahan organik dalam air. Konsep dari sistem semibioflok yaitu mengontrol rasio dari mikroorganisme autotrof dan heterotrof agar tetap seimbang. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah Menganalisis struktur komunitas dan kelimpahan mikroorganisme autotrof dan heterotrof dalam pembentukan flok dan menganalisis hubungan rasio mikroorganisme autotrof dan heterotrof dengan pembentukan flok. Penelitian skripsi dilaksanakan di Laboratorium Perikanan Air Payau dan Laut, Probolinggo, Jawa Timur dan DKP Kota Probolinggo, Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif dengan memaparkan kondisi lingkungan secara nyata yang dibuktikan melalui analisa data. Metode perhitungan fitoplankton yaitu dengan metode perhitungan langsung dengan haemocytometer, sedangkan untuk perhitungan bakteri yaitu dengan metode TPC (Total Plate Count) dengan media nutrient agar. Parameter kualitas air yang diamati pada penelitian ini yaitu suhu, kecerahan, TDS, pH, DO, salinitas, amonia, nitrat, fosfat, dan TOM. Hasil pengamatan yang diperoleh jumlah fitoplankton tertinggi yaitu 327 x 106 individu/mL dan terendah 73,44 x 106 individu/mL. Untuk fitoplankton yang mendominasi yaitu jenis Chlorella sp. Jumlah bakteri tertinggi yaitu 404,8 x 104 CFU/mL dan terendah 1,9 x 104 CFU/mL. Untuk bakteri yang mendominasi yaitu jenis Vibrio. Jumlah flok yang terbentuk tertinggi yaitu 1,1 mL dan terendah 0,1 mL. Analisis korelasi pearson antara hubungan rasio mikroorganisme autotrof dan heterotrof dengan flok yang terbentuk menunjukkan korelasi yang searah dan memiliki keeratan hubungan yang cukup. Namun setelah dilakukan uji statistik menunjukkan tidak memiliki hubungan antara flok yang terbentuk dengan rasio mikroorganisme autotrof dan heterotrof, serta hubungan kedua variabel tersebut bersifat tidak signifikan. Kesimpulan yang diperoleh yakni fitoplankton yang mendominasi berjenis Chlorella sp. dan untuk bakteri yang mendominasi yaitu jenis Vibrio. Korelasi pearson antara flok yang terbentuk dengan rasio mikroorganisme autotrof dan heterotrof menunjukkan tidak memiliki hubungan serta hubungan keduanya tidak bersifat signifikan. Saran yang dapat diberikan yaitu diperlukan pengontrolan bakteri pembentuk flok seperti bakteri heterotrof, karena pada penelitian ini hanya didominasi oleh bakteri vibrio dan diperlukan penelitian lebih lanjut terkait peranan mikroorganisme dalam pembentukan flok.