Penggunaan Ekstrak Kasar Daun Kari (Murraya koenigii) Untuk Mneghambat Bakteri Pseudomonas fluorescens Secara In Vitro
Main Authors: | Azizi, Rayhan, Prof. Dr. Ir. Sri Andayani, M.S., Ir. Heny Suprastyani, M.S. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194727/1/Rayhan%20Azizi.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194727/ |
Daftar Isi:
- Sektor perikanan budidaya di Indonesia mengalami peningkatan. Peningkatan ini diakibatkan dari jumlah permintaan pasar yang meningkat pula. Untuk mencukupi kebutuhan permintaan pasar maka masyarakat tidak sedikit yang melakukan kegiatan budidaya ikan. Namun, dalam kegiatan budidaya pastinya terdapat suatu permasalahan seperti terserangnya penyakit pada ikan. Penyakit ini dapat menyebabkan panen yang tidak maksimal bahkan kematian pada ikan yang dapat merugikan pembudidaya. Salah satu bakteri yang sering menyerang ikan air adalah bakteri Pseudomonas fluorescens. Bakteri Pseudomonas fluorescens dapat menyebabkan pembengkakan dan kerusakan pada hati, ginjal dan limpa bahkan menyebabkan kematian masal pada ikan. Pengobatan menggunakan antibiotik menyebabkan bakteri resisten dan menimbulkan residu. Maka,dilakukan upaya alternatif dengan menggunakan bahan alami seperti ekstrak daun kari (Murraya koenigii). Daun kari ini mengandung senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, dan tannin yang bersifat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kari (M. koenigii) terhadap pertumbuhan bakteri P. fluorescens serta dosis optimalnya. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Sentra Ilmu Hayati (LSIH), Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Maret-April 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pemberian ekstrak daun kari dengan dosis (A) 125 ppm, (B) 150 ppm, (C) 175 ppm, (D) 200 ppm, dan (E) 225 ppm dengan kontrol positif menggunakan 30 ppm antibiotik tetracycline dan kontrol negatif tanpa pemberian ekstrak. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak kasar daun kari (M. koenigii) mampu menghambat pertumbuhan bakteri P. Fluorescens. Mulai dari dosis terendah hingga terbesar menunjukkan peningkatan wilayah zona hambat atau dapat dikatakan membentuk pola linear dengan persamaan y= 0,0337x + 3,2967 dan nilai koefisien R2= 0,8189. Diameter zona bening tertinggi didapatkan pada perlakuan E) 250 ppm dengan rerata zona hambat 11,20±1,05 mm, sedangkan zona bening terendah pada dosis 125 ppm dengan rerata 7,63±0,98 mm. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun kari (M. koenigii) berpengaruh terhadap daya hambat bakteri P. fluorescens. Semua dosis yang digunakan menunjukkan zona hambat yang berbeda. Dosis terbaik ekstrak ekstrak daun kari pada penelitian ini sebesar 225 ppm dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 11,20 mm.