Respons Ikan Peacock Bass (Cichla monoculus) Terhadap Gelombang Suara 100-600Hz Melalui Pendekatan Akustik

Main Authors: Risnandar, Randy Cassandra, Eko Sulkhani Yulianto, S.Pi., M.Si, Dr. Fuad, S.Pi., MT
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194720/1/Randy%20Cassandra%20Risnandar.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194720/
Daftar Isi:
  • Potensi perikanan yang melimpah di Indonesia seharusnya dikelola dengan baik agar tetap berkelanjutan. Alat bantu yang beredar pada masyarakat nelayan saat ini diantaranya adalah rumpon dan lampu celup bawah air. Alat bantu ini berpotensi menurunkan kualitas lingkungan di sekitar rumpon. Sementara alat bantu lampu celup bawah air sangat terpengaruh terhadap intensitas cahaya lingkungan sekitarnya sehingga tidak dapat dioperasikan saat kondisi bulan terang. Dewasa ini alat bantu penangkapan berbasis gelombang suara dan frekuensi berpotensi menarik perhatian ikan tanpa mempengaruhi kelestarian lingkungan. Seluruh ikan mampu mendeteksi gerakan partikel akustik menggunakan struktur spesial yang disebut organ otolith. Kemampuan ini bisa dimanfaatkan dengan memanipulasi suara untuk memanggil ikan. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui respon tingkah laku ikan terhadap suara bawah air dalam mendukung perikanan lestari. Melihat pemasalahan tersebut maka peneliti melakukan penelitian respon tingkah laku ikan terhadap suara dengan tujuan (1) menganalisis Perbedaan lintasan ikan sebelum dan sesudah perlakuan, (2) menganalisis pengaruh suara terhadap respon tingkah laku ikan melalui analisis jarak dan kecepatan renang ikan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode deskriptif komparatif. Sampel yang digunakan adalah ikan Peacock Bass (Cichla monoculus). Data didapatkan dari rekaman pergerakan ikan secara langsung selama kurun waktu 40 menit. Hasil rekaman pergerakan ikan tersebut akan di analisis pada software kinovea kemudian di konversi dalam bentuk numerik sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk grafik. Hasil dari penelitian ini yaitu adanya perbedaan signifikan pergerakan ikan sebelum dan sesudah alat dinyalakan terlihat jelas pada frekuensi dengan rentang 200 dan 500 Hz. Frekuensi 200 Hz menghasilkan pergerakan ikan yang pasif sebelum alat dinyalakan. Hal ini menandakan bahwasannya ikan masih melakukan adaptasi dengan suara ataupun kolam uji, selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh (Arianto et al., 2018), pada dasarnya indikator ikan sedang melakukan adaptasi dengan lingkungannya terbagi menjadi tiga yaitu: tidak ada pergerakan, ikan bergerak secara lamban ataupun ikan bergerak secara aktif dan responsif. Kemudian ikan memberikan respon saat alat dinyalakan dengan bergerak mendekati sumber suara. Hal tersebut disebabkan Ikan yang berkomunikasi dengan frekuensi rendah, salah satu caranya adalah menggunakan sistem linea lateralis pada ikan yang dapat membantu ikan untuk merespon gelombang suara di sekitarnya dengan rentang frekuensi yang dapat di deteksi sebesar (160-200 hz) (Purbayanto et al., 2019). Hal serupa terjadi pada frekuensi 500 Hz yang menampilkan pergerakan ikan merespon positif paparan gelombang suara. Selaras dengan penelitian (Koenhardono & Nugraha, 2021) menjelaskan bahwasannya gelombang suara dengan frekuensi 500 hz sangat menarik perhatian ikan dalam kurun waktu 15 menit paparan gelombang suara,ikan mendekati alat sebanyak 31 dari 150 ikan. Hal ini menjelaskan pergerakan ikan yang signifikan pada penelitian ini. Sementara frekuensi lainnya hanya menghasilkan gambaran pergerakan ikan yang kurang responsif. Ikan terbagi menjadi spesialis dan tidak spesialis pendengar (Popper et al., 2021). Peacock Bass termasuk ikan speasialis pendengar karena memiliki organ pendengaran (otolith) yang terhubung langsung dengan gelembung renang (Ladich, 2019). Hal ini dapat menyebabkan ikan tidak menyukai frekuensi tertentu atau ikan memiliki organ pendengaran yang kurang baik karena ikan sampel belum mencapai ukuran matang. Respon ikan terhadap suara terlihat jelas melalui analisis jarak dan kecepatan renang ikan yang menghasilkan jarak terdekat ikan dengan sumber suara sebesar 4,13 cm pada frekuensi 200 Hz dan jarak terjauh yang terekam sebesar 67,18 cm pada frekuensi 500 Hz sementara kecepatan tertinggi saat alat dinyalakan sebesar 0,1 m/s pada frekuensi 200 Hz.