Pengaruh Perbedaan Daya Lampu Light Emitting Diode (LED) Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Apung Di Selat Bali

Main Authors: Gustian, Randi, Dr. Ir. Tri Djoko Lelono, M.Si, Mihrobi Khalwatu Rihmi, S.Pi, M.Si
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194717/1/Randi%20Gustian.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194717/
Daftar Isi:
  • Alat tangkap bagan apung merupakan kategori jaring angkat yang banyak dioperasikan di perairan Selat Bali. Pengoperasian bagan apung menggunakan alat bantu penerangan berupa lampu untuk menarik perhatian ikan ke dalam area penangkapan. Karakteristik sumber cahaya merupakan komponen penting sangat mempengaruhi efesiensi penangkapan bagan apung. Tiga jenis lampu tipikal yang digunakan dalam perikanan bagan apung di perairan Selat Bali meliputi lampu neon, pijar, dan halida logam, yang biasanya memiliki masa pakai yang pendek dan kebutuhan daya listrik yang tinggi (Sudirman, 2003). Nelayan umumnya percaya bahwa semakin banyak lampu yang digunakan/ semakin terang/ semakin besar dayanya, maka kemampuan mengumpulkan ikan semakin baik dan lebih banyak. Namun hal tersebut ternyata belum memberikan hasil yang optimal, dan akibatnya jumlah kebutuhan penerangan dan energi yang digunakan selama penangkapan ikan secara bertahap bertambah. Salah satu bagan apung yang bermasalah dengan penggunaan lampu adalah bagan apung yang dioperasikan nelayan di perairan Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur. Beberapa tahun belakangan ini nelayan bagan apung Banyuwangi mencoba menggunakan lampu berjenis light emitting diode dengan alasan lebih hemat bahan bakar bila dianalisis dari perspektif total biaya penggunaan, cahaya lebih terang dan durasi tahan lama dari jenis lampu lainnya (McHenry et al., 2014 ; Arif et al., 2015 ; Nguyen & Winger, 2019). Setiap nelayan bagan apung memiliki jumlah unit lampu light emitting diode yang berbeda-beda. Namun selama penggunaan daya lampu light emitting diode informasi mengenai komposisi ikan dan jumlah hasil tangkapan yang banyak didapat dari besaran daya yang digunakan masing-masing nelayan bagan belum banyak, maka perlu adanya penelitian untuk mengetahui besar daya lampu jenis light emitting diode (LED) yang memberikan hasil tangkapan optimal. Tujuan penelitian ini adalah yang pertama adalah mengetahui perbandingan komposisi hasil tangkapan nelayan bagan apung berdasarkan daya jenis lampu light emitting diode (LED) yang berbeda. Kedua mengetahui perbandingan jumlah hasil tangkapan nelayan bagan apung terhadap daya jenis lampu light emitting diode (LED) yang berbeda. Penelitian ini dibagi dua tahapan, yaitu persiapan atau survei dan uji coba perlakuan di lapang. Survei lapangan berlangsung pada bulan Februari 2022, sedangkan uji coba perlakuan dilaksanakan pada bulan Maret – April 2022. Perlakuan pertama adalah bagan apung dengan daya lampu light emitting diode 120 watt, perlakuan kedua 150 watt, dan perlakuan ketiga 175 watt. Ketiga perlakuan diuji coba secara bersamaan dengan kedalaman alat tangkap dan lokasi yang sama di perairan Selat Bali. Prosedur uji coba mengikuti pengoperasian nelayan. Bagan apung dioperasikan sebanyak 3 kali/ hari, dengan jumlah ulangan pengoperasian sebanyak 21 kali yang berlangsung selama 7 hari di perairan Selat Bali (Teluk Banyu Biru) Banyuwangi. Pengoperasian bagan apung di Perairan Teluk Banyu Biru Kabupaten Banyuwangi meliputi tiga tahapan yaitu tahapan pemasangan (setting), tahapan lama perendaman/ pengamatan ikan (soaking time), dan tahapan penarikan alat tangkap (hauling). Kegiatan penangkapan dilakukan pukul 18.00 WIB hingga selesai pukul 04.00 WIB. Seluruh hasil tangkapan akan disortir berdasarkan jenisnya, diidentifikasi dan dihitung berat totalnya pada pengepul bagan apung. Data hasil tangkapan dianalisis dengan deskriptif komparatif serta rancangan acak lengkap (RAL) bertujuan melihat pengaruh perlakuan terhadap hasil tangkapan. Analisis rancangan acak lengkap dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Jikalau data terdistribusi normal, maka dilanjutkan uji homogenitas, rancangan acak lengkap. Jika Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka dilanjutkan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT). Hasil tangkapan bagan apung tiga perlakuan memiliki jenis ikan yang beragam, terdapat 13 jenis ikan yang tertangkap. Komposisi jenis ikan hasil tangkapan berdasarkan daya lampu yang berbeda relatif sama. Meskipun daya lampu yang digunakan pada 3 unit bagan apung berbeda-beda tetap mampu menangkap jenis ikan yang sama. Perbandingan jumlah hasil tangkapan secara deskriptif berbeda, rata-rata bagan apung tertinggi didapati oleh perlakuan 150 watt sebesar 1.108,7 kg (52,80%), selanjutnya diikuti oleh perlakuan 175 watt sebesar 1.032,1 kg (49,15%) dan perlakuan 120 watt sebesar 821,9 kg (39,14%). Namun pada saat dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan homogenitas, diketahui bahwa data hasil tangkapan terdistribusi normal dan bersifat homogen. Hasil analisis statistik Anova One Way (RAL) didapatkan Fhitung= 1,25 < Ftabel= 3,15 dengan taraf kepercayaan 95%. Ini berarti terima H0, yang mana secara statisktik jumlah hasil tangkapan dari ketiga perlakuan tidak berbeda nyata.