Uji Daya Hambat Ekstrak Kasar Daun Keji Beling (Strobilanthes crispus) Terhadap Bakteri Vibrio parahaemolyticus Secara In Vitro

Main Authors: Nusantari L.K.A, Raden Ajeng Safarina, Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS, Ir. Heny Suprastyani, MS
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194715/1/Raden%20Ajeng%20Safarina%20Nusantari%20L.K.A..A
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194715/
Daftar Isi:
  • Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies budidaya dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi di dunia. Budidaya udang vaname berkembang pesat menggantikan budidaya udang windu. Penyakit ikan merupakan suatu perubahan kondisi fisik, morfologi serta fungsi dari keadaan normal menjadi tidak normal. Vibrio parahaemolyticus merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit di lingkungan budidaya udang. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. disebut dengan penyakit vibriosis. Penyakit vibriosis menyebabkan kematian masal pada budidaya udang mencapai 80 – 85% dari total populasi. Salah satu tanaman yang berpotensi menjadi tanaman obat yaitu daun keji beling (Strobilanthes crispus). Daun keji beling (S. crispus) telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengobatan tradisional. Kandungan senyawa kimia dalam daun keji beling (S. crispus) memiliki banyak manfaat dan kandungan senyawa fitokimia antara lain kalium, natrium, kalsium, asam silikat, asam salisilat, kristal kalsium karbonat, alkaloid, saponin, flavonoid, polilenoid dan tanin. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 24 Januari 2022 – 19 Februari 2022 Di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH), Universitas Brawijaya, Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat ekstrak kasar daun keji beling (S. crispus) terhadap bakteri V. parahaemolyticus secara in vitro. Metode yang digunakan adalah eksperimental. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 5 dosis dengan 3 kali ulangan. Dosis perlakuan yang digunakan yaitu A (25 ppm), B (50 ppm), C (75 ppm), D (100 ppm), dan E (125 ppm). Hasil penelitian menunjukkan dosis ekstrak kasar yang memberikan hasil tertinggi pada diameter zona hambat terhadap bakteri V. parahaemolyticus adalah perlakuan E dengan dosis 125 ppm diperoleh rerata sebesar 8,93 + 0,78 mm. Dosis ektrak yang memiliki hasil terendah yaitu pada perlakuan A dengan dosis 25 ppm diperoleh rerata 7,53 + 0,50 mm. Hubungan antara dosis perlakuan dengan diameter zona hambat menunjukkan pola linier dengan persamaan y = 0,0029x + 8,1695 dan koefisien regresi sebesar 0,586. Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa ekstrak kasar daun keji beling memiliki daya hambat terhadap bakteri V. parahaemolyticus secara in vitro dan memiliki sifat bakterisidal atau mampu membunuh bakteri. Diameter zona hambat yang didapatkan berkisar 7,53 – 8,93 mm.