Analisis Kontribusi Sektor Perikanan dan Kelautan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Selatan
Main Authors: | Mukti, Muchammad Aji, Dr. Ir. Anthon Efani, MP |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194505/1/Muchammad%20Aji%20Mukti.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194505/ |
Daftar Isi:
- Otonomi daerah (Otoda) merupakan paradigma baru di dalam pengelolaan pemerintahan, karena mempengaruhi secara langsung bentuk – bentuk pengelolaan dan pemanfaatan berbagai sumberdaya kelautan, yaitu dengan menggeser kewenangan pengelolaan wilayah laut dari pemerintah pusat ke daerah. Pergeseran ini diharapkan dapat membawa berbagai keuntungan dalam pembangunan perikanan dan kelautan yang efisien, adil dan berkelanjutan. Dengan adanya pemberian wewenang kepada daerah untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan pada batas – batas yang telah ditetapkan oleh undang – undang, maka sangat diharapkan bahwa manfaat sumber daya kelautan itu harus dapat dirasakan oleh masyarakat setempat. Sumberdaya perikanan dan kelautan dapat dipandang sebagai suatu komponen dari ekosistem perikanan yang berperan sebagai faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan suatu output yang bernilai ekonomi masa kini maupun masa mendatang. Potensi perikanan yang ada di Provinsi Sumatera Selatan meliputi sektor budidaya dan perikanan tangkap dalam lima tahun terakhir dari tahun 2015 - 2019 terbilang besar. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kontribusi sektor perikanan dan kelautan yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka meningkatkan kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Selatan. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan produksi sektor perikanan dan kelautan di Provinsi Sumatera Selatan, menganalisis kontribusi yang diberikan sektor perikanan dan keluatan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Selatan, menganalisis jenis ikan yang menjadi komoditas basis di Provinsi Sumatera Selatan dan mengklasifikasi kategori komoditas sektor perikanan yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif serta menggunakan analisis metode Location Quotient (LQ) dan Tipologi Klassen.Jenis dan sumber data yang digunakan yakni data primer dan sekunder. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan dokumentasi dengan cara pengumpulan data dari beberapa instansi yang mendukung data dari penelitian itu sendiri kemudian di analisis. Perkembangan produksi sektor perikanan dan kelautan di Provinsi Sumatera Selatan secara garis besar terbagi menjadi 3 jenis usaha, yakni usaha penangkapan di perairan laut, penangkapan di perairan umum dan budidaya di tambak. Dengan total produksi usaha penangkapan di perairan laut mencapai 20.527.357 ton. Untuk usaha penangkapan di perairan umum mencapai 31.849.252 ton. Sedangkan untuk budidaya tambak mencapai 678.437.713 ton. Rata – rata kontribusi sektor perikanan dan kelautan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Selatan adalah 0,15% artinya kontribusi yang diberikan oleh sektor perikanan dan kelautan bisa dikatakan masih sangat kecil jika dibandingkan dengan sektor – sektor penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) lainnya dalam memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Selatan. Analisis LQ (Location Quotient) jenis ikan budidaya tambak menunjukkan bahwa jenis ikan bandeng memiliki nilai LQ sebesar 2.746. Dimana nilai-nilai tersebut lebih besar dari LQ (LQ>1), sehingga jenis tersebut menjadi komoditas basis di Provinsi Sumatera Selatan. Untuk analisis LQ jenis ikan hasil perairan umum menunjukkan bahwa ikan mas memiliki nilai LQ sebesar 157.12. Sedangkan untuk perairan tangkap laut menunjukkan jenis ikan kakap memiliki nilai LQ sebesar 3.47 Nilai LQ yang ditunjukkan oleh jenis tersebut memeiliki nilai LQ>1. Artinya semakin besar nilai LQ suatu wilayah, semakin besar pula derajat konsentrasinya di wilayah tersebut. Analisis Tipologi Klassen yang digunakan untuk melakukan klasifikasi komoditas sektor perikanan dan kelautan menunjukan bahwa klasifikasi komoditas sektor perikanan dan kelautan Provinsi Sumatera Selatan dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori, yakni: Komoditas Prima, Komoditas Potensial, Komoditas Berkembang dan Komoditas Terbelakang. Untuk kategori komoditas prima dan potensial di Provinsi Sumatera Selatan tidak ada. Untuk komoditas berkembang di Provinsi Sumatera Selatan meliputi 20 komoditas sektor perikanan dan komoditas terbelakang meliputi 18 komoditas. Dari hasil klasifikasi kemudian digunakan untuk menjadi referensi bagi pihak terkait dalam mengembangkan komoditas sektor perikanan dan keluatan sebagai upaya dalam meningkatkan kontribusi tiap komoditas terhadap pembangunan perikanan dan kelautan terutama Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Sumatera Selatan. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah Provinsi Sumatera Selatan untuk terus memperhatikan serta mendukung segala aktifitas kegiatan usaha di sektor perikanan dan kelautan, baik dalam bentuk memberikan pendampingan hingga memberikan bantuan dalam bentuk sarana dan prasarana kepada nelayan maupun pembudidaya secara merata dengan bentuk kerjasama bagi hasil. Hal ini dilakukan selain untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, juga dilakukan dalam rangka mengembangkan serta mengoptimalkan potensi sektor perikanan dan kelautan di Provinsi Sumatera Selatan sehingga dengan adanya bantuan yang diberikan dalam bentuk kerjasama bagi hasil tersebut pemerintah dapat menambah nilai pendapatan sektor perikanan dan kelautan melalui variabel Retribusi penjualan olahan perikanan maupun retrubusi tempat pelelangan ikan (TPI) di Provinsi Sumatera Selatan.