Pengaruh Padat Tebar Terhadap Kelulushidupan dan Produktivitas Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) Pada Sistem Budidaya Intensif di Desa Tambak, Pasuruan, Jawa Timur
Main Authors: | Rahman, Mohammad Arobi Aulia, Nasrullah Bai Arifin, S.Pi, M.Sc |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194499/1/Mohammad%20Arobi%20Aulia%20Rahman.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194499/ |
Daftar Isi:
- Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki potensi ekspor terbesar di Indonesia. Sistem budidaya udang vannamei yang paling sering digunakan adalah sistem budidaya intensif dimana dalam sistem ini padat tebar menjadi salah satu faktor keberhasilan dari suatu proses budidaya. Namun, apabila budidaya dengan kepadatan rendah kurang optimal dan apabila kepadatan tinggi seringkali terkena penyakit. Oleh karena itu, dalam proses budidaya hendaknya harus benar-benar memperhatikan padat tebar yang optimal sehingga mampu menghasilkan kelulushidupan serta produktivitas yang maksimal. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pakan adalah dengan membandingkan padat tebar yang berbeda terhadap kelulushidupan serta produktivitas kolam budidaya. Rumusan masalah yang dapat diangkat yaitu pengaruh perbedaan padat tebar terhadap kelulushidupan dan produktivitas udang vannamei yang dipelihara dalam sistem budidaya udang untuk mendapatkan hasil yang optimal Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2021 hingga Desember 2021 di Desa Tambak, Kec. Lekok, Kab. Pasuruan, Jawa Timur. Parameter utama yang diukur dalam penelitian ini adalah performa pertumbuhan udang vannamei yang meliputi kelulushidupan/Survival Rate (SR), laju pertumbuhan spesifik/Specific Growth Rate (SGR), laju pertumbuhan harian /Average Day Growth (ADG), konversi pakan/Feed Conversion Ratio (FCR) dan Produktivitas. Sedangkan Parameter penunjang yang diukur dalam penelitian ini adalah parameter kualitas air baik fisika maupun kimia. Parameter fisika perairan yang diukur meliputi suhu, warna air, dan tinggi air. parameter kimia yang diukur meliputi DO, salinitas, pH, nitrit dan ammonia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perairan budidaya di tambak tersebut masih tergolong dalam range optimal dengan suhu berkisar 28,7oC sampai 31,7oC, warna air di dominasi dengan warna kecoklatan, tinggi air berkisar 78 cm sampai 104 cm, DO berkisar 5,9 ppm sampai 6,9 ppm, salinitas berkisar 35,4 ppt sampai 41,3 ppt, pH berkisar 8,1 sampai 8,2, nitrit rata-rata 0,786 ppm sampai 0,975 ppm, ammonia berkisar 0,1 ppm. Dengan perbedaan padat tebar kolam A dan Kolam B 114ekor/m2 dan 83ekor/m2 didapatkan SGR 3,28% per hari dan 3,18% per hari, ADG 0,4 gram/hari dan 0,3 gram/hari, produktivitas 2566 kg dan 1565 kg, FCR 1,5 dan 1,7 serta SR 77% dan 94%.