Efek Inhibitor Selektif Lp-Pla2 (Darapladib) Terhadap Expresi Nuclear Factor Kappa Beta (Nf-Κb) Aorta Dan Korelasi Kadar Lysophosphatidylcholine (Lpc) Serum Dan Jaringan Aorta Pada Tikus Sprague Dawley Model Dislipidemia
Main Author: | Sulfia, Yuni Hendrati |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194414/1/YUNI%20HENDRATI%20SULFIA.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194414/ |
Daftar Isi:
- Atherosklerosis adalah penyakit progresif yang merupakan suatu respon inflamasi kronik terhadap deposisi lipoprotein pada dinding arteri, sehingga arteri mengeras dan tidak elastis. Salah satu faktor risiko utama pada aterosklerosis adalah dislipidemia. Lp-PLA2 yang dikenal sebagai PAF-AH bisa mendegradasi Ox-LDL menjadi LysoPc (Lysophosphatidylcoline) dan Ox-FA yang memicu berbagai keadaan yang menyebabkan aktivasi NF-κB. Aktivasi NF-κβ akan mengaktifkan sitokin pro-inflamasi peningkatan ekspresi Adesi Molekul dan Mediator Pro Aterogenik yang berperan dalam disfungsi endotel. Penelitian yang sudah berkembang telah menunjukkan tentang peran Lp-PLA2 pada kondisi aterosklerosis. Adanya dugaan bahwa Lp-PLA2 berkontribusi dalam proses inflamasi vaskuler pada aterogenesis menyebabkan pemikiran baru bahwa dengan inhibisi aktivitas dari Lp-PLA2 akan dapat memberikan proteksi vaskuler. Salah satu inhibitor Lp-PLA2 yang dipertimbangkan adalah darapladib. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian darapladib sebagai agen penyekat Lp-PLA2 terhadap parameter-parameter aterosklerosis melalui perubahan Ekspresi Enzim Lp-PLA2 jaringan aorta, kadar LysoPC jaringan dan Serum serta ekspresi faktor transkripsi NF-κβ pada tikus Rattus novergicus galur Sprague- Dawley model Dislipidemia dengan dua variabel waktu 8 minggu dan 16 minggu. Variabel waktu ini untuk mengetahui pada variabel waktu yang mana darapladib dapat berefek anti-aterosklerosis. Penelitian ini juga bertujuan untuk menggambarkan korelasi serum dan jaringan aorta tingkat LysoPC pada fase awal aterosklerosis. Metode penelitian adalah True Experimental Animal Design dengan The Post Test only Control Group. Sebanyak 30 ekor Rattus novergicus galur Sprague-Dawley, umur 2 bulan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu kelompok Normal: diberi makan dengan Pakan normal mengandung 3,44 kkal / g energi total kalori, kelompok Dislipidemia: diberi makan dengan diet tinggi lemak yang mengandung 5,30 kcal / g energi kalori total dan kelompok Dislipidemia + Darapladib: diberi makan dengan diet tinggi lemak dan diberikan darapladib secara oral 20 mg / kgBB sehari sekali. Setiap kelompok terdiri dari 2 perlakuan waktu yaitu 8 minggu dan 16 minggu. Profil lipid (kolesterol, HDL, dan LDL / VLDL), Ekspresi Jaringan aorta, Ekspresi Lp-PLA2 Jaringan aorta dan kadar LysoPC Aorta dan Serum adalah variabel yang diukur. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat peningkatan kadar lysoPC aorta pada tikus sprague dawley model dislipidemia yang diinduksi HFD (606806,8 ) dibandingkan tikus normal (429625,4 78022 ng/g) pada kelompok waktu perlakuan 8 minggu. Terdapat peningkatan kadar lysoPC serum pada tikus sprague dawley model dislipidemia yang diinduksi HFD (168838,2 10930 ng/mL) dibandingkan tikus normal (107737 15432 ng/mL) pada kelompok waktu perlakuan 16 minggu. Pemberian inhibitor selektif Lp-PLA2 (darapladib) berpengaruh secara signifikan dalam menurunkan kadar lysoPC aorta (550285,6 59 824 ng/g) dan serum (69 121,2 1 783) , terutama pada kelompok perlakuan 8 minggu. Terdapat Peningkatan ekspresi aktivasi NF-kB aorta diinduksi HFD (1409,678 ± 151,311 aU pada kelompok dislipidemia perlakuan waktu 8 minggu and 1422,103 pada kelompok dislipidemia perlakuan waktu 16 minggu, p<0.05) dibandingkan tikus normal (1140.12 ± 39,568 aU kelompok normal perlakuan waktu 8 minggu 1150,743 56,322 pada kelompok normal perlakuan waktu 16 minggu, p<0.05) pada kedua kelompok waktu perlakuan. Pemberian inhibitor selektif Lp-PLA2 (darapladib) berpengaruh secara signifikan dalam menurunkan ekspresi aktivasi NF-kB aorta (1104,656 ± 54,267 aU pada kelompok DLDP perlakuan waktu 8 minggu dan 1249,466 82,285 aU pada kelompok DLDP perlakuan waktu 16 minggu, p<0.05). Darapladib dapat menurunkan ekspresi dari aktivasi Nf-KB jaringan aorta tikus Sprague dawley lebih banyak pada kelompok waktu perlakuan 8 minggu dibandingkan dengan kelompok 16 minggu. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa induksi pakan dengan HFD dapat menginduksi kondisi dislipidemia dan meningkatkan ekspresi marker-marker inflamasi proaterogenik (LysoPC dan NF-κβ ). Pemberian darapladib sebagai inhibitor selektif Lp-PLA2 terbukti dapat menurunkan ekspresi marker-marker inflamasi proaterogenik. Dan pemberian darapladib pada waktu 8 minggu lebih efektif dibandingkan dengan waktu perlakuan 16 minggu