metode preparasi, kitosan, patch, wound healing

Main Authors: Widjanarko, Whina Inti, apt. Oktavia Eka Puspita, S.Farm., M.Sc., apt. Oktavia Rahayu Adianingsih, S.Farm., M.Biomed.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194394/1/Whina%20Inti%20Widjanarko.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194394/
Daftar Isi:
  • Salah satu metode tatalaksana luka adalah menggunakan patch wound healing, diantaranya menggunakan patch dari polimer alami. Pengobatan luka menggunakan patch bisa dijadikan sebuah inovasi baru karena patch memiliki banyak keuntungan diantaranya yaitu dapat memberikan rasa dingin pada area kulit, mampu menyerap eksudat pada area luka, bisa menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dan mampu mempercepat luka untuk sembuh. Karakteristik yang diperlukan untuk membentuk wound healing patch yaitu memiliki swelling ratio yang baik, nilai wvtr yang sesuai spesifikasi, kemampuan adhesi sel yang tinggi, kadar hemolisis <5%, dan nilai BCI yang menurun. Untuk menghasilkan parameter sesuai karakteristik tersebut terdapat faktor yang mempengaruhi yaitu konsentrasi chitosan dan metode pembuatannya. Metode pembuatan patch juga perlu mempertimbangkan sterilitas mengingat luka yang diterapi adalah luka terbuka. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui metode preparasi apa yang bisa digunakan untuk membuat patch wound healing, parameter kritis proses apa saja yang dapat mempengaruhi karakteristik sediaan akhir patch wound healing, serta berapa jumlah chitosan dalam patch yang bisa digunakan untuk menghasilkan patch wound healing dengan karakteristik terbaik. Pada penelitian ini menggunakan metode Systematic Literature Review. Hasil yang didapatkan yaitu bisa menggunakan metode solvent casting dan metode gel casting sebagai metode preparasi pembuatan patch wound healing dengan jumlah kitosan sebanyak 1% ternyata mampu menghasilkan karakteristik patch wound healing terbaik. Selain itu penting untuk memperhatikan terkait parameter kritis proses seperti waktu pengadukan, suhu pengeringan, dan waktu pengeringan..