Hubungan Body Condition Score (BCS) Fase Bunting Tua Dengan Bobot Lahir dan Pertumbuhan Preweaning Kambing Peranakan Etawah (PE) dan Kambing Senduro

Main Authors: Rifa’i, Dr.Ir. Puguh Surjowardojo, MP., Dr. Ir. Tri Eko Susilorini, MP.,IPM. ASEAN Eng.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194202/1/TESIS-RIFA%27I-176050100111030-FAPET%20UB.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194202/
Daftar Isi:
  • Kambing Peranakan Etawah (PE) adalah salah satu Sumber Daya Genetik (SDG) Hewan lokal Indonesia,yang memilki prospek yang baik dari segi perkembangan yang relatif cepat dan mudah beradaptasi dengan lingkungan. Kambing PE telah ditetapkan menjadi salah satu rumpun ternak melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 695/kpts/PD.410/2/2013, sehingga perlu dilakukan pemanfaatan yang berkelanjutan. Kambing Senduro merupakan salah satu galur ternak dari rumpun kambing PE yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1055/kpts/SR.120/10/2014 tentang penetapan galur kambing Senduro.Kambing PE dan kambing Senduro merupakan kambing lokal asli Indonesia yang memiliki keunggulan genetik dalam memproduksi daging yang tinggi dan produksi susu. Kedua kambing tersebut memiliki keunggulan bersifat prolifik dan tipe dwiguna (dual purpose). Body Condition Score (BCS) atau skor kondisi tubuh ternak memiliki peran untuk menilai kondisi tubuh ternak menggunakan metode penilaian secara subjektif melalui teknik penglihatan (inspeksi) dan perabaan (palpasi) untuk menduga cadangan lemak tubuh kambing. Penilaian skor kondisi tubuh ternak dilihat dari perlemakan dibawah kulit. Pemberian nilai untuk kambing perah memiliki skala nilai 1 – 5, nilai 1 sangat kurus sedangkan nilai 5 sangat gemuk. untuk mengoptimalkan kemampuan reproduksi kambing PE dan Senduro diperlukan penelitan mengenai penilaian dari luar tubuh ternak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 14 Oktober 2018 – 14 Januari 2019. Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Ternak dan Hijuan Makanan Ternak (UPT PT dan HMT) Singosari, Kabupaten Malang. Materi yang digunakan 140 ekor dengan rincian 30 ekor induk kambing PE bunting tua, 30 ekor induk kambing Senduro buning tua, 41 ekor anak kambing PE dan 39 ekor anak kambing Senduro. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Pengambilan data dilakukan secara purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan multivariate analysis of variance (MANOVA). Analisis MANOVA digunakan untuk mengetahui hubungan BCS bunting tua dengan bobot lahir dan PBBH anak kambing dari populasi kambing PE dan Kambing Senduro secara simultan. Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui nilai BCS Induk kambing PE dan kambing senduro tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata, masing-masing yaitu 3,71±0,69 dan 3,43±0,50.