Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Dalam Rangka Mencapai Kemandirian Di Kabupaten Blitar Dengan Perspektif Model Sosial Disabilitas (Studi pada Dinas Sosial dan Desa Resapombo Kabupaten Blitar)

Main Authors: Aprilianto, Prayogi, Fadillah Putra, S.Sos., M.Si., MPAff., Ph.D, Drs, Abdul Wachid, M.AP
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194195/1/0520030288-%20Prayogi%20Aprilianto.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194195/
Daftar Isi:
  • Kabupaten Blitar merupakan kabupaten yang memiliki populasi penyandang disabilitas yang cukup tinggi. Penyandang disabilitas tuna grahita menjadi populasi penyandang disabilitas tertinggi di Kabupaten Blitar. Melalui Program Kampung Difabel Pemerintah Kabupaten Blitar berharap dapat memandirian penyandang disabilitas tuna grahita. Namun yang terjadi adalah tidak ada penyandang disabilitas yang bisa mandiri menyebabkan tujuan pemberdayaan belum tercapai. Dengan pendekatan Model Sosial Disabilitas diharapkan menjadi solusi atas berbagai permasalahan penyandang disabilitas di masyarakat. Model Sosial Disabilitas menempatkan lingkungan sebagai objek yang seharusnya dilakukan penyesuaian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis pemberdayaan penyandang disabilitas dalam rangka mencapai kemandirian dan mengetahui penerapan perspektif Model Sosial Disabilitas dalam pemberdayaan penyandang disabilitas di Desa Resapombo Kecamatan Doko Kecamatan Blitar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisi data menggunakan model spiral milik John W. Creswell. Hasil dari penelitian ini penggalian potensi penyandang disabilitas dilakukan masih belum berdasarkan potensi yang dimiliki penyandang disabilitas. Kemudian pelatih dan pendamping disabilitas bukan berasal dari orang yang memiliki keahlian dalam penanganan penyandang disabilitas khususnya tuna grahita. Selanjutnya proses penguatan aktor-aktor terkendala penggunaan brand oleh Dinas Sosial Kabupaten Blitar yang berdampak merugikan. Promosi dari Dinas sosial Kabupaten Blitar masih bersifat tradisional. Selanjutnya, penerapan Model Sosial Disabilitas belum sepenuhnya dilakukan.