Paparan Dominasi Krisis dan Strategi Respon Krisis Perusahaan BUMN Indonesia (Studi Analisis Isi Kuantitatif Dominasi Krisis dan Strategi Respon Krisis Perusahaan BUMN Indonesia (PT. Pertamina (Persero) dan PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk) dalam Media Online Detik.com Periode Januari 2007 – Juli 2018)

Main Authors: Indiraswari, Rifgie, Rachmat Kriyantono, M.Si., Ph.D., Maulina Pia Wulandari, S.Sos., M.Kom., Ph.D.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194185/1/Rifgie%20Indiraswari.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194185/
Daftar Isi:
  • Krisis merupakan peristiwa tidak terduga yang mengancam harapan penting para stakeholders dan berdampak serius terhadap kinerja organisasi. Dengan memahami tipe krisis yang ada, maka akan membantu organisasi untuk memilih strategi respon krisis yang tepat. Keberadaan media di lingkup masyarakat menjadi aspek penting dalam pembentuk persepsi masyarakat atas sebuah peristiwa. Melalui media, kita dapat menilai situasi krisis apa yang sedang perusahaan alami serta bagaimana perusahaan meresponnya. Sebagai perusahaan BUMN, PT. Pertamina (Persero) dan PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dituntut untuk memiliki kehandalan di dalam manajemen usahanya, termasuk manajemen krisis. Penelitian ini mengacu pada paradigma positivistik yang bersifat kuantitatif dengan teknik pengumpulan data analisis isi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan dominasi krisis dan strategi respon krisis perusahaan BUMN Indonesia, PT. Pertamina (Persero) dan PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk, yang diberitakan oleh media online detik.com dalam kurun waktu 10 tahun. Analisis isi dilakukan pada total berita sebanyak 189 berita krisis terkait PT. Pertamina (Persero) dan PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang didapatkan dari pemberitaan di detik.com periode Januari 2007 – Juli 2018. Hasil analisis mengacu pada teori Situational Crisis Communication Theory oleh Coombs dan Holladay (2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara kedua perusahaan memiliki tipe krisis yang sama namun memiliki gaya respon yang berbeda di dalam menanggapi situasi krisis yang ada.