PERANAN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI MODAL SOSIAL DALAM MENGHINDARI KONFLIK PENGUASAAN LAHAN PADA KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) DI DESA BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO PROVINSI GORONTALO
Main Authors: | Dewinta Rizky R. Hatu, Dewinta Rizky R. Hatu, Prof.Dr.Ir. Darsono Wisadirana, MS., Dr.Ir. Edi Susilo, MS. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194155/1/Dewinta%20Rizky%20R.%20Hatu.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194155/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini melihat setiap komunitas memiliki kearifan lokal yang menjadi sumber modal sosial yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh anggotanya. Dalam hal ini masyarakat itu sendirilah yang membangun modal sosialnya sendiri, dengan relasi-relasi yang dibangun antar masyarakat melalui kearifan lokalnya. Warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) tentu tidak terlepas dari potensi-potensi konflik, namun mereka selalu bisa mengatasi potensi konflik yang ada diantara mereka, tentunya ada peran kearifan lokal sebagai modal sosial yang kuat diantara mereka. Penelitian ini menggunakan teori modal sosial Putnam dan di lakukan di Desa Buhu, Kecamatan Tibwa, Kabupaten Gorontalo. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan penelitian berjumlah enam orang melalui teknik penentuan informan snowball sampling. Penelitian ini menemukan unsur solidaritas penting dalam membangun modal sosial yang kuat di dalam warga Komunitas Adat Terpencil (KAT), hal ini berbeda dengan Putnam yang hanya menekankan pada tiga unsur yakni kepercayaan, jaringan dan norma. Selain itu peneliti menemukan bahwa dalam proses berjejaring, warga KAT tidak hanya berhubungan dengan orang-orang yang mereka kenal saja. Hal ini berbeda dengan yang dikemukakan oleh Putnam bahwa untuk mewujudkan berbagai hal, seringkali orang meminta bantuan teman, keluarga atau kenalan yang dapat dipercaya. Kearifan lokal huyula yang membangun modal sosial dalam warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) mampu menjembatani perbedaan-perbedaan yang terdapat di suatu komunitas masyarakat, dan dapat mengatasi potensi-potensi konflik antara warga Komunitas Adat Terpencil (KAT).