Interaksi dan Parameter Penentu Perubahan Kualitas Air pada Budidaya Intensif Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Main Authors: | Damayanti, Dhea Novita, Prof. Dr. Ir. Muhammad Musa.,, MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194097/1/Dhea%20Novita%20Damayanti.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194097/ |
Daftar Isi:
- Udang vaname adalah salah satu udang yang mempunyai nilai ekonomis dan komoditi perikanan yang potensial, karena udang vaname sangat diminati di pasar dunia serta produksinya terus mengalami peningkatan. Padat tebar yang tinggi pada budidaya tambak intensif udang vaname merupakan permasalahan utama yang sering dihadapi oleh pembudidaya udang vaname. Padat tebar yang tinggi mengakibatkan terakumulasinya bahan organik akibat dari pemberikan pakan yang banyak. Hal tersebut akan mengakibatkan menurunnya kualitas air di tambak intensif. Laboratorium perikanan air payau dan laut Probolinggo mempunyai 1 petak tambak yang sedang membudidayakan udang vaname dengan sistem intensif. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo mempunyai 2 petak tambak yang sedang membudidayakan udang vaname dengan sistem intensif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2022 – 2 April 2022 di Laboratorium Perikanan Air Payau dan Laut Probolinggo dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Probolinggo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan kualitas air pada budidaya tambak intensif udang vaname dan menganalisis parameter penentu perubahan kualitas air pada budidaya tambak intensif udang vaname. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil pengukuran kualitas air di tambak intensif udang vaname didapatkan kualitas air yang optimal yaitu suhu, TDS, pH, DO, dan fosfat. Sedangkan parameter kualitas air yang tidak optimal yaitu kecerahan, salinitas, amonia, nitrat dan TOM. Hasil analisis STORET didapatkan bahwa pada sampling pertama hingga sampling keempat di stasiun 1 mendapatkan skor -20 dan tergolong tercemar sedang. Hasil analisis STORET didapatkan hasil pada sampling pertama hingga keempat di stasiun 2 mendapatkan skor -18 dan tergolong tercemar sedang. Hasil analisis STORET didapatkan hasil pada sampling pertama hingga keempat di stasiun 3 mendapatkan skor -22 dan tergolong tercemar sedang. Hasil analisis PCA yaitu parameter TOM dengan DO berkorelasi negatif berarti setiap peningkatan parameter TOM akan diikuti dengan peningkatan parameter DO. Parameter kualitas air TDS dengan DO dan suhu dengan amonia memiliki hubungan tidak berkorelasi. Parameter amonia dengan DO dan suhu dengan DO berkorelasi positif berarti setiap peningkatan parameter amonia akan diikuti penurunan konsentrasi DO, sedangkan peningkatan parameter suhu akan diikuti dengan penurunan konsentrasi DO. Hasil analisis PCA didapatkan variabel baru yaitu PC1, PC2, dan PC3 yang telah mewakili 9 variabel pada data asli. Variabel PC1 mewakili kecerahan, DO, nitrat, fosfat, dan TOM. Variabel PC2 mewakili suhu dan amonia serta variabel PC3 mewakili TDS dan salinitas. Parameter penentu perubahan kualitas air yaitu kecerahan, DO, nitrat, fosfat, dan TOM. Saran yang didapat yaitu perlu adanya pengelolaan kualitas air yang lebih baik. Pengelolaan kualitas air harus difokuskan pada variabel yang dominan meliputi parameter kualitas air kecerahan, DO, nitrat, fosfat, dan TOM.