Analisis Padat Tebar yang Berbeda terhadap Laju Pertumbuhan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)
Main Authors: | Masruroh, Dewi Sa’adhatul, Qurrota A’yunin,, S.Pi, MP, M.Sc. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194094/1/Dewi%20Sa%27adhatul%20Masruroh.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194094/ |
Daftar Isi:
- Produksi udang di Indonesia berasal sektor budidaya perikanan dan sektor perikanan tangkap. Budidaya udang pada tahun 2019 memiliki berkontribusi sebesar 59,8% dari seluruh total produksi udang di Indonesia. Nilai ekspor udang di wilayah Indonesia memang masih naik turun (fluktuatif), tetapi udang masih menjadi primadona andalan untuk ekspor Indonesia. Pemenuhan kebutuhan ekspor udang di Indonesia umumnya diperoleh dari hasil budidaya di tambak. Budidaya udang vannamei (L. vannamei) dilakukan dengan berbagai sistem antara lain sistem intensif dan semi intensif. Faktor-faktor pertimbangan mengapa udang vannamei mudah di budidayakan terdiri dari faktor biologi, teknis dan ekonomi. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa pada tebar memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan budidaya untuk menentukan total benur yang akan ditebar agar sesuai dengan luas tambak yang akan digunakan untuk mendapatkan hasil produksi yang optimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap padat tebar yang berbeda bagi laju pertumbuhan udang vannamei (L. vannamei) yang dilakukan di salah satu tambak di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini dilakukan dengan 3 jenis padat tebar yang berbeda dengan jenis tambak beton dan dipelihara selama kurang lebih 70-75 hari. Penelitian dilakukan di PT. Suri Tani Pemuka, Tambak Unit Bomo 1, Dusun Kedunen, Bomo, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi. Jenis tambak yang digunakan selama masa penelitian yaitu 3 tambak dengan jenis lahan beton. Luas petak masing-masing tambak yaitu 3.200 m2 dengan jumlah padat tebar yang berbeda yaitu Petak A (124 ekor/m2), Petak B (159 ekor/m2) dan Petak C (285 ekor/m2). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Parameter yang di uji dalam penelitian ini terdiri dari berat rata-rata udang atau Average Body Weight (ABW), perhitungan laju pertumbuhan udang atau Average Daily Growth (ADG), tingkat kelulushidupan atau Survival Rate (SR), konversi pakan atau Food Conversion Ratio (FCR), kualitas fisika-kimia perairan pada media pemeliharaan yang meliputi suhu, salinitas, oksigen terlarut (DO), pH, alkalinitias, nitrit, nitrat, dan ammonium. Berdasarkan analisis grafik pada perbandingan nilai ABW, ADG, FCR dan SR dapat diketahui bahwa padat tebar yang berbeda berpengaruh terhadap laju pertumbuhan udang vannamei. Nilai tertinggi ABW pada Petak A, Petak B dan Petak C masing-masing yaitu 14,59 gram/ekor, 10,55 gram/ekor, dan 13,62 gram/ ekor. Nilai rata-rata ADG pada Petak A, Petak B, dan Petak C masing-masing yaitu 0,34 gram/hari, 0,23 gram/hari, dan 0,23 gram/hari. Nilai FCR pada Petak A, Petak B, dan Petak C masing-masing yaitu 1,19; 1,26; dan 1,14. Nilai SR pada Petak A, Petak B, dan Petak C masing-masing yaitu 100%, 95%, dan 97%. Hasil analisis grafik serta nilai parameter dapat diketahui bahwa padat tebar yang berbeda berpengaruh terhadap laju pertumbuhan.