Perbedaan Pengaruh Pemberian Supernatan Spirulina platensis yang Diperoleh dengan Metode Berbeda terhadap Perkembangan Embrio Ikan Zebra (Danio rerio)

Main Authors: Alfaoundra, Celencya Trisna, Prof. Ir. Yenny Risjani,, DEA., Ph.D, Sulastri Arsad,, S.Pi., M.Si., M.Sc.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194010/1/Celencya%20Trisna%20Alfaoundra.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/194010/
Daftar Isi:
  • Spirulina platensis merupakan salah satu mikroalga yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti bahan kosmetik, obat-obatan, dan pangan. Ikan zebra merupakan ikan hias yang menjadi organisme unggulan untuk penelitian biomedis dengan keunggulan homologi hampir mirip manusia, tingkat fekunditas tinggi, embriogenesis yang cepat, embrio transparan, masa hidup relatif cepat, dan pemeliharaan murah. Spirulina platensis memiliki manfaat yaitu sebagai pakan alami dan mencegah penyakit pada ikan zebra. Namun perlu diketahui pengaruh Spirulina platensis terhadap fase awal perkembangan ikan zebra, yaitu pada fase embrio dengan menggunakan supernatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh supernatan Spirulina platensis terhadap pertumbuhan dan perkembangan embrio ikan zebra (Danio rerio) dan menganalisis kondisi daya tetas, mortalitas, survival rate, dan denyut jantung embrio ikan zebra (Danio rerio) setelah pemaparan supernatan Spirulina platensis. Metode yang digunakan dalam metode ini adalah metode eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Prosedur penelitian meliputi pembuatan supernatan, kultur embrio, pemberian konsentrasi perlakuan, pengamatan parameter uji, dan analisis data. Supernatan yang digunakan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu filtrasi, sentrifugasi, dan ekstraksi, dengan konsentrasi yang berbeda. Supernatan filtrasi menggunakan konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Sedangkan supernatan ekstraksi menggunakan konsentrasi 0 ppm, 0,25 ppm, 0,5 ppm, 0,75 ppm, dan 1 ppm. Penentuan konsentrasi dilakukan dengan melakukan penelitian pendahuluan terlebih dahulu. Hasil dari penelitian ini diantaranya yaitu perkembangan embrio ikan zebra yang normal sampai menetas menjadi larva, namun ditemukan larva yang menetas dalam keadaan abnormal pada perlakuan filtrasi 50% dan sentrifugasi 25%. Pada pertumbuhan didapatkan panjang tubuh tertinggi pada perlakuan filtrasi yang berkisar antara 3,5-3,8 mm. Hasil pengamatan mortalitas diketahui bahwa pada perlakuan filtrasi tidak berbeda nyata antar konsentrasi yang berkisar 15-21%, perlakuan sentrifugasi mortalitas paling rendah pada konsentrasi 25% yaitu 7,5% mortalitas, sedangkan perlakuan ekstraksi mortalitas paling rendah pada konsentrasi 0,25 ppm yaitu 8,75% mortalitas. Hasil pengamatan survival rate (SR) dan daya tetas diketahui bahwa pada perlakuan filtrasi tidak berbeda nyata antar konsentrasi yang berkisar 78-85%, perlakuan sentrifugasi didapatkan SR dan daya tetas paling tinggi pada konsentrasi 25% yaitu 92,5%, sedangkan perlakuan ekstraksi SR dan daya tetas paling tinggi pada konsentrasi 0,25 ppm yaitu 91,25%. Sementara itu, pada parameter denyut jantung, hasil pengamatan pada semua perlakuan dalam kisaran frekuensi yang normal yaitu 130-180 bpm. Tinggi rendahnya nilai konsentrasi dan lawanya waktu paparan dapat memengaruhi perkembangan embrio ikan zebra. Namun perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut hingga ikan dewasa untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya dalam perubahan morfologi pada ikan zebra dewasa.