Pengaruh Kedalaman Sarang Terhadap Keberhasilan Penetasan Telur Penyu Lekang (Lepidochelys Olivacea) di Pantai Cemara, Banyuwangi
Main Authors: | Majid, Bimantyo Arya, Dr. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc, M. Arif Rahman,, S.Pi., M.App.Sc |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193998/1/Bimantyo%20Arya%20Majid.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193998/ |
Daftar Isi:
- Penyu merupakan reptil yang menghabiskan sebagian hidupnya di lautan dan mampu bermigrasi dalam jarak yang jauh. Terdapat tujuh jenis penyu di dunia dan enam diantaranya ditemukan di perairan Indonesia. Penyu Lekang (Lepidochelys Olivacea) merupakan salah satu jenis penyu yang sering ditemukan di perairan Indonesia. Penurunan populasi penyu sudah terjadi semenjak masih berupa telur, beberapa faktor diantaranya pengambilan telur secara illegal yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, perusakan habitat peneluran penyu, dan predator alami. Penyu merupakan salah satu hewan yang dapat dikembangbiakkan melalui penangkaran semi alami, Pantai Cemara memiliki sebuah konservasi penyu yang bertujuan untuk meminimalisir ancaman keberhasilan penetasan telur penyu dengan cara menetaskan telur penyu secara semi alami. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Juni 2021 di Pantai Cemara, Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis tingkat persentase keberhasilan penetasan telur penyu lekang dengan kedalaman sarang yang berbeda dan menganalisis pengaruh kedalaman sarang terhadap keberhasilan penetasan telur penyu, serta kedalaman sarang yang optimum untuk penetasan telur penyu lekang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 3 perlakuan yang berbeda pada kedalaman sarangnya yaitu 20 cm, 25 cm, dan 30 cm. Analisis pada penelitian ini menggunakan one-way ANOVA dan BNT. Hasil persentase keberhasilan penetasan dari 3 perlakuan yang telah dilakukan yaitu pada kedalaman 30 cm memiliki persentase tertinggi yaitu 88,89% sedangkan pada jumlah telur 25 cm memiliki persentase yaitu 80%, dan pada kedalaman 20 cm memiliki persentase terendah yaitu 53,33%. Hasil uji ANOVA menunjukkan hasil bahwa kedalaman sarang yang berbeda berpengaruh nyata terhadap keberhasilan penetasan dengan diperoleh nilai signifikansi sebesar (0,011) yang berarti nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai alpha (0,05). Berdasarkan uji BNT bahwa pada kedalaman 25 cm dengan 30 cm tidak berbeda secara signifikan, sedangkan kedalaman 20 cm dengan 25 cm dan kedalaman 20 dengan 30 cm berbeda secara signifikan. Masa inkubasi terpanjang terdapat pada kedalaman 30 cm. Parameter lingkungan yang terdapat di sarang semi alami memiliki rerata suhu berkisar 28.55 0C – 29.87 0C, kelembaban berkisar 73,33% - 78,55%, dan pH yaitu 7,0.