Analisis Mikroplastik pada Air dan Biofilm di Aliran Sungai Brantas, Kota Malang, Jawa Timur
Main Authors: | Kinanti, Annesya Anggun, Andi Kurniawan,, S.Pi, M.Eng, D.Sc |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193977/1/Annesya%20Anggun%20Kinanti.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/193977/ |
Daftar Isi:
- Salah satu jenis sampah yang paling sering dijumpai adalah sampah plastik. Sampah plastik sendiri merupakan salah satu jenis sampah anorganik yang dapat merusak lingkungan. Terus meningkatnya produksi plastik dan rendahnya tingkat pemulihannya menyebabkan terjadinya akumulasi plastik pada perairan. Keberadaan plastik dalam badan air akan mengapung atau melayang sehingga dapat menyebabkan plastik terpotong menjadi serpihan yang jauh lebih kecil yang disebut dengan mikroplastik. Definisi mikroplastik secara umum merupakan polimer sintetik dengan diameter kurang dari 5 mm. Mikroplastik yang berukuran kurang dari 5 mm berasal dari plastik yang mengalami fragmentasi oleh faktor fisika dan kimia seperti arus, gelombang dan sinar matahari. Kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengukuran kualitas air meliputi parameter fisika dan parameter kimia, serta analisis mikroplastik yang terdapat pada air dan biofilm yang berada di daerah aliran Sungai Brantas. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2022. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis kelimpahan, karakteristik, serta perbandingan hasil kelimpahan mikroplastik baik pada sampel air maupun sampel biofilm. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan partisipasi aktif. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu kelimpahan mikroplastik pada air sebesar 11.600 partikel/m3. Sedangkan kelimpahan mikroplastik dalam sampel biofilm memiliki nilai yang berbeda-beda di setiap stasiunnya diantaranya yaitu pada stasiun 1 sebanyak 0,035 partikel/g, pada stasiun 2 sebanyak 0,025 partikel/g, pada stasiun 3 sebanyak 0,023 partikel/g, dan stasiun 4 sebanyak 0,027 partikel/g. Jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah fragmen dengan presentase 82,3%, film 15,5%, pelet 2%, fiber 0,14% pada sampel air. Sedangkan pada sampel biofilm presentase jenis yang miktoplastik yang ditemukan adalah fragmen 73%, film 11%, pelet 8%, fiber 8%. Jenis mikroplastik yang ditemukan mendominasi pada kedua sampel tersebut adalah jenis fragmen. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan One-Way ANOVA menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan kelimpahan mikroplastik pada sampel air dan sampel biofilm. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa daerah aliran Sungai Brantas mengalami pencemaran mikroplastik. Sarannya yaitu diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan ke penelitian selanjutnya terkait penanganan mikroplastik yang terdapat di Sungai Brantas. Lalu penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai pengetahuan atau pertimbangan dalam mengatasi aktivitas yang memberikan dampak bertambahnya mikroplastik di perairan.